Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNPT Pantau Ratusan WNI yang Pulang dari Suriah dan Terpapar Radikalisme

Kompas.com - 30/05/2018, 19:10 WIB
Kristian Erdianto,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius menuturkan, BNPT terus memantau warga negara Indonesia (WNI) yang kembali dari Suriah dan terindikasi punya kaitan dengan kelompok teror ISIS.

Menurut Suhardi Alius, ada ratusan WNI yang kembali ke Tanah Air per Mei 2018. Namun, ia tidak menyebutkan berapa jumlah pastinya.

"Ada beberapa ratus, tapi saya lupa. Kami datakan itu semua, bahkan kami petakan," ujar Suhardi saat ditemui seusai Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi III DPR, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (30/5/2018).

Suhardi menjelaskan, WNI yang kembali dari Suriah dapat dikategorikan dalam dua kelompok, yakni deportan dan returnist.

Baca juga: BNPT Mengaku Tak Bisa Terus Pantau WNI yang Gagal Masuk Suriah

Deportan adalah WNI yang tertangkap kemudian dipulangkan oleh Pemerintah Turki sebelum berhasil masuk ke wilayah Suriah.

Sementara, returnist merupakan WNI yang sudah sempat masuk wilayah Suriah, kemudian pulang ke Indonesia.

Setelah didata, mereka wajib mengikuti program deradikalisasi BNPT selama satu bulan.

Mereka dikelompokkan ke dalam beberapa klaster berdasarkan tingkat paparan radikalisme, dari mulai yang paling lemah hingga yang paling kuat. Menurut Suhardi, tiap klaseter pun dilakukan secara berbeda-beda.

Baca juga: Kapolri Berharap Polisi Bisa Menindak Mereka yang Kembali dari Suriah

Usai menjalani program deradikalisasi, para WNI itu dipulangkan ke daerah asal mereka masing-masing.

Meski telah dipulangkan, BNPT bersama Kementerian Dalam Negeri tetap melakukan monitoring atau pengawasan.

"Kami minta dari Kemendagri untuk mengutus perwakilan dari daerah itu untuk melihat di mana dia tinggal, bergaul sama siapa, untuk monitoring selanjutnya," kata Suhardi.

Kompas TV Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri terus berupaya memastikan keselamatan WNI di Suriah pasca serangan amerika serikat dan sekutunya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada, KPU Siap Sempurnakan Sesuai Saran MK

Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada, KPU Siap Sempurnakan Sesuai Saran MK

Nasional
Bongkar Pemerasan SYL, Jaksa KPK Bakal Hadirkan Sespri Sekjen Kementan di Pengadilan

Bongkar Pemerasan SYL, Jaksa KPK Bakal Hadirkan Sespri Sekjen Kementan di Pengadilan

Nasional
MK Minta Sirekap Dikembangkan Lembaga Mandiri, KPU Singgung Kemandirian Penyelenggara Pemilu

MK Minta Sirekap Dikembangkan Lembaga Mandiri, KPU Singgung Kemandirian Penyelenggara Pemilu

Nasional
Pelajaran Berharga Polemik Politisasi Bansos dari Sidang MK

Pelajaran Berharga Polemik Politisasi Bansos dari Sidang MK

Nasional
Prabowo-Gibran Akan Pidato Usai Ditetapkan KPU Hari Ini

Prabowo-Gibran Akan Pidato Usai Ditetapkan KPU Hari Ini

Nasional
Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Nasional
Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | 'Dissenting Opinion' Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | "Dissenting Opinion" Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

Nasional
Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com