Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPAI Minta Akses Pendidikan Anak-anak Korban Penyerangan Ahmadiyah Tak Terganggu

Kompas.com - 29/05/2018, 02:47 WIB
Reza Jurnaliston,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bidang Pendidikan, Retno Listyarti, mengatakan pihaknya telah meminta Dinas Pendidikan di Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk memberikan keringan kepada para muridnya yang menjadi korban penyerangan terhadap kelompok Ahmadiyah.

Akibat penyerangan itu, rumah mereka hancur sehingga aktivitas anak-anak pun terganggu.

Retno mengungkapkan sedang berkordinasi dengan mengirim surat ke instansi terkait dan sudah berkordinasi dengan pemda untuk anak-anak korban boleh mengikuti ujian kenaikan kelas.

“Hari ini (Senin, 28/4/2018)sudah kami surati pemda (pemerintah daerah) dan berkordinasi Gubernur (Nusa Tenggara Barat),” kata Retno penting anak (korban penyerangan),” kata Retno.

Baca juga: Polri Masih Selidiki Kasus Penyerangan Jemaah Ahmadiyah di Lombok Timur

Akibat penyerangan yang terjadi pada 19-20 Mei tersebut, ada sejumlah anak yang mengalami trauma. 

Karena itu KPAI, kata Retno, juga meminta Dinas Sosial dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Kabupaten Lombok Timur, membuat program bagi penanganan psikososial anak-anak korban.

“Menteri Sosial, dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) itu kita minta trauma healing untuk anak-anak ini,” kata dia.

Para korban saat ini mengungsi di Balai Latihan Kerja milik Pemda Lombok Timur. Dari delapan keluarga yang menjadi korban, terdapat 12 anak-anak. Di antara mereka adalah anak-anak balita dan anak-anak usia sekolah (SD dan SMP) sebanyak 12 orang.

Lombok Timur, Kompas Com, inilah kondisi rumah jemaat Ahmadiyah yang dirusak.massa, Sabtu hingga Minggu lalukompas/fitri.r Lombok Timur, Kompas Com, inilah kondisi rumah jemaat Ahmadiyah yang dirusak.massa, Sabtu hingga Minggu lalu

Menurut Retno, anak-anak korban penyerangan tetap dipandang sebagai manusia yang punya hak harkat, martabat dan derajat yang sama dengan anak lain dengan agama apapun.

“Emang kita lahir pakai agama apa kita bisa milih, nggak itu warisan orang tua kita,” kata Retno.

Selain itu, Retno menekankan pentingnya pendidikan bagi anak-anak korban penyerangan.

“Yang penting pendidikan bagi kami, mereka (anak-anak korban penyerangan)jangan sampai tidak bisa melanjutkan sekolahnya,” ucap Retno.

“Mereka ketakutan terutama sekolah karena sudah tidak sekolah, karena kalau ke sekolah takut ini kan untuk keluar ke jalan aja takut,” sambung dia.

Sementara itu, Retno meminta Dinas Pendidikan dan Kebudayan Kabupaten Lombok Timur, yang memiliki kewenangan pendidikan jenjang SD dan SMP, agar segera berkoordinasi dengan pihak sekolah anak-anak korban.

Lebih lanjut, Retno mengungkapkan perlu solusi jangka panjang untuk menampung Jemaah Ahmadiyah.

“Melihat situasi ya karena rumahnya rubuh juga kan tidak akan kembali dalam waktu dekat dan masih dalam tidak aman nah berarti mereka tetep di balai latihan kerja kalau mereka berada di latihan kerja ini jangka panjang harus dipikirkan banget,” ungkap dia.

Kompas TV Mediasi antara Jemaat Ahmadiyah dan Warga Desa Gereneng, Kecamatan Sakra Timur, Lombok Timur berlangsung alot.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

Nasional
Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Nasional
Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Nasional
Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Nasional
Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Nasional
Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Nasional
Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Nasional
Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Nasional
Selain 2 Oknum Lion Air,  Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

Selain 2 Oknum Lion Air, Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

Nasional
Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

Nasional
Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com