Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politisi Demokrat Soroti Nama Rizieq Shihab Muncul dalam Survei Capres

Kompas.com - 23/05/2018, 06:03 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Rachland Nashidik menyoroti munculnya nama pimpinan ormas Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab dalam Survei Indo Barometer yang dilakukan sejak 15 hingga 22 April 2018 di 34 provinsi di Indonesia.

"Tiba-tiba ada orang yang bernama Habib Rizieq yang terpidana dua kali di zaman Pak SBY (Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono) sekarang ada di kepala orang menjadi capres," ujar Rachland dalam diskusi hasil survei Indo Barometer di Hotel Atlet Century Park, Jakarta, Selasa (22/5/2018).

Nama Rizieq Shihab berada pada peringkat delapan dalam simulasi tertutup 21 nama calon presiden. Rizieq memperoleh persentase 0,6 persen.

Angka perolehan itu mengungguli kandidat lainnya seperti Muhaimin Iskandar (0,5 persen), Zulkifli Hasan (0,2 persen), hingga Airlangga Hartarto (0,1 persen).

Baca juga: Survei Indo Barometer: Elektabilitas Jokowi 40,7 Persen, Prabowo 19,7 Persen

Rachland menilai munculnya nama tersebut merupakan anomali tersendiri yang membuat seorang tokoh ormas keagamaan didukung menjadi tokoh politik.

Padahal, kata dia, pada era Susilo Bambang Yudhoyono, Rizieq Shihab tak pernah dianggap sebagai tokoh politik.

"Di zaman Pak SBY, Habib Rizieq enggak pernah jadi tokoh politik. Dia menjadi terpidana aksi sweeping dan lain lain. Tapi hari ini kita lihat ada nama Habib Rizieq di survei Indo Barometer," ujarnya.

Rachland melihat ada sejumlah masalah dalam kebinekaan pada era Presiden Joko Widodo.

Menurut dia, berbagai kontestasi politik seperti Pilkada DKI Jakarta 2017, isu penistaan agama, hingga rangkaian aksi yang dilakukan sejumlah ormas Islam mendorong orang-orang di ormas keagamaan menjadi tokoh politik baru.

Padahal, Rachland mengingatkan bahwa agenda restorasi sosial Indonesia dengan memperkuat kebinekaan merupakan salah satu agenda Nawacita Jokowi-JK.

"Ada perbedaan zaman Pak SBY low intencity conflict, disimpan. Di zaman Pak Jokowi ini yang ditujukan menjaga kebinekaan justru sebaliknya. Saya melihat ada satu konsekuensi belakangan makin menguat," kata dia.

Baca juga: Survei Indo Barometer: Gatot, Anies, dan Jusuf Kalla Masuk Tiga Teratas Sosok Cawapres

Adapun, Survei Indo Barometer ini melibatkan 1.200 responden dengan metode penarikan sampel multistage random sampling. Responden survei merupakan warga negara Indonesia yang telah memiliki hak pilih pada saat survei dilakukan.

Margin of error survei ini sebesar 2,83 persen (hasil survei bisa bertambah atau berkurang 2,83 persen) pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari menyebutkan survei dibiayai secara mandiri.

Kompas TV Simak dialognya dalam Kompas Petang berikut ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Mendag Zulhas: Karena Tidak Ada yang Dagang

Harga Bawang Merah Melonjak, Mendag Zulhas: Karena Tidak Ada yang Dagang

Nasional
Dua Tersangka TPPO Berkedok Magang Sembunyi di Jerman, Polri Ajukan Pencabutan Paspor

Dua Tersangka TPPO Berkedok Magang Sembunyi di Jerman, Polri Ajukan Pencabutan Paspor

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada DKI, PKS: Beliau Tokoh Nasional, Jangan Kembali Jadi Tokoh Daerah

Tak Dukung Anies Maju Pilkada DKI, PKS: Beliau Tokoh Nasional, Jangan Kembali Jadi Tokoh Daerah

Nasional
Zulhas Ungkap Arahan Prabowo soal Buka Pintu Koalisi

Zulhas Ungkap Arahan Prabowo soal Buka Pintu Koalisi

Nasional
Menpan-RB Minta Pemprov Kalbar Optimalkan Potensi Daerah untuk Wujudkan Birokrasi Berdampak

Menpan-RB Minta Pemprov Kalbar Optimalkan Potensi Daerah untuk Wujudkan Birokrasi Berdampak

Nasional
Prabowo Mau Kasih Kejutan Jatah Menteri PAN, Zulhas: Silakan Saja, yang Hebat-hebat Banyak

Prabowo Mau Kasih Kejutan Jatah Menteri PAN, Zulhas: Silakan Saja, yang Hebat-hebat Banyak

Nasional
Selain Bima Arya, PAN Dorong Desy Ratnasari untuk Maju Pilkada Jabar

Selain Bima Arya, PAN Dorong Desy Ratnasari untuk Maju Pilkada Jabar

Nasional
Perkecil Kekurangan Spesialis, Jokowi Bakal Sekolahkan Dokter RSUD Kondosapata Mamasa

Perkecil Kekurangan Spesialis, Jokowi Bakal Sekolahkan Dokter RSUD Kondosapata Mamasa

Nasional
Penetapan Prabowo-Gibran Besok, KPU Undang Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud

Penetapan Prabowo-Gibran Besok, KPU Undang Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud

Nasional
Amanat Majelis Syura Gulirkan Hak Angket di DPR, Presiden PKS Sebut Lihat Realitanya

Amanat Majelis Syura Gulirkan Hak Angket di DPR, Presiden PKS Sebut Lihat Realitanya

Nasional
Zulhas Sebut Tak Ada Tim Transisi, Prabowo Mulai Kerja sebagai Presiden Terpilih

Zulhas Sebut Tak Ada Tim Transisi, Prabowo Mulai Kerja sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Menyoal Tindak Lanjut Pelanggaran Pemilu yang Formalistik ala Bawaslu

Menyoal Tindak Lanjut Pelanggaran Pemilu yang Formalistik ala Bawaslu

Nasional
PDI-P Sebut Jokowi dan Gibran Tak Lagi Kader, Zulhas: Sudah Ada Rumahnya, PAN ...

PDI-P Sebut Jokowi dan Gibran Tak Lagi Kader, Zulhas: Sudah Ada Rumahnya, PAN ...

Nasional
Saksi Sebut Pemenang Lelang Proyek Tol MBZ Sudah Diatur

Saksi Sebut Pemenang Lelang Proyek Tol MBZ Sudah Diatur

Nasional
PAN Prioritaskan Kader Sendiri untuk Maju Pilkada 2024

PAN Prioritaskan Kader Sendiri untuk Maju Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com