Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Alasan Pelaku Teror Menyasar Gereja Menurut Analisis Sidney Jones

Kompas.com - 22/05/2018, 19:42 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dua pekan lalu teror bom bunuh diri meledak di tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur.

Teror yang dilancarkan oleh satu keluarga ini ini berujung pada meninggalnya 14 warga. Enam pelaku yang diketahui ayah, ibu dan empat orang anak juga tewas.  

Teror di gereja tersebut bukan pertama kali terjadi di Indonesia. Sebelum di Surabaya, gereja di Tanah Air kerap menjadi sasaran teror dan memakan korban pula.

Lalu, mengapa gereja kelompok terorisme di Indonesia menyasar gereja?

Baca juga: Jenazah Bayu, Korban Ledakan Bom Surabaya, Diserahkan Kepada Keluarga

Direktur Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) Sidney Jones menyebut, setidaknya ada tiga alasan yang bisa menjawab pertanyaan tersebut.

Pertama, kecenderungan penyerangan gereja terjadi sejak konflik agama di Ambon dan Poso. Jones mengungkapkan, dari konflik yang banyak memakan korban di kedua belah pihak, kelompok teroris memandang gereja adalah media untuk membalas dendam.

"Kedua, ada banyak kasus di mana ada usaha membom gereja, pelaku melihat gereja sebagai tempat kristenisasi melawan Islam atau yang ingin melawan Islam," kata Jones dalam sebuah diskusi tentang terorisme di Jakarta, Selasa (22/5/2018).

Adapun alasan ketiga adalah eksistensi kelompok radikal Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Kelompok ini menyamakan gereja dengan kekuatan Barat di Timur Tengah. Akibatnya, gereja menjadi sasaran penyerangan kelompok teroris.

"Jadi disamakan dengan Barat. Faktor-faktor ini saya kira bisa terlihat kenapa gereja terus-menerus jadi target," ungkap Jones.

Baca juga: Tiga Makam untuk 7 Jenazah Terduga Teroris Bom Surabaya

Seperti diketahui, aksi bom bunuh diri terjadi di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel, Surabaya, Minggu (13/5/2018). Ledakan juga terjadi di Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro dan Gereja Pantekosta di Jalan Arjuno.

Malam harinya bom meledak di sebuah rusun di Sidoarjo. Esoknya, Senin (14/5/2017), satu keluarga meledakan bom di pos penjagaan Mapolrestabes Surabaya. 

Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri langsung bergerak menangkap sejumlah terduga teroris di sejumlah titik. 

Kompas TV Tepat satu minggu pasca insiden bom bunuh diri di Gereja Santa Maria Tak Bercela Surabaya aktivitas para umat gereja mulai normal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Prabowo Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Prabowo Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Nasional
Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Nasional
CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com