Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Indo Barometer: Elektabilitas Jokowi 40,7 Persen, Prabowo 19,7 Persen

Kompas.com - 22/05/2018, 17:13 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indo Barometer merilis hasil survei elektabilitas nama-nama yang berpotensi jadi calon presiden pada Pemilu 2019. 

Presiden Joko Widodo memiliki elektabilitas tertinggi sebesar 40,7 persen. Disusul Prabowo Subianto 19, persen.

Hal itu terungkap melalui pertanyaan terbuka kepada responden dari survei yang dilakukan Indo Barometer. Survei berlangsung sejak tanggal 15 hingga 22 April 2018 di 34 provinsi Indonesia.

Survei ini melibatkan 1.200 responden dengan metode penarikan sampel multistage random sampling.

Adapun responden survei merupakan warga negara Indonesia yang telah memiliki hak pilih.

Baca juga: Survei Charta Politika: Elektabilitas Jokowi 51,2 Persen, Prabowo 23,3 Persen

Pertanyaan yang diajukan secara terbuka yaitu, 'Seandainya pemilihan presiden dilakukan hari ini, siapa yang akan bapak/ibu pilih sebagai presiden?'.

"Top of mind pemilih terhadap calon presiden, kalau pertanyaan terbuka, Jokowi 40,7 persen, Prabowo 19,7 persen," ujar Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari dalam Rilis Survei Nasional Evaluasi 3,5 Tahun Joko Widodo-Jusuf Kalla: Quo Vadis Nawacita? di Hotel Atlet Century Park, Jakarta, Selasa (22/5/2018).

Selain Jokowi dan Prabowo, nama lainnya turut bermunculan, seperti Gatot Nurmantyo sebesar 2,7 persen, Anies Baswedan 2,7 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 2 persen, Jusuf Kalla 1,2 persen, M Zainul Majdi (Tuan Guru Bajang) 1 persen, Hary Tanoesoedibjo 1 persen dan Ridwan Kamil 1 persen.

Dalam simulasi pertanyaan tertutup, dengan menghadirkan 21 nama calon presiden kepada responden, 47,4 persen responden memilih Jokowi, Prabowo 19,6 persen, Gatot Nurmantyo 4,8 persen, Anies Baswedan 2,8 persen, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 2,4 persen, Jusuf Kalla (JK) 1,4 persen, Hary Tanoesoedibjo 1,2 persen.

Adapun nama-nama lainnya seperti Muhaimin Iskandar, Sohibul Iman, Basuki Tjahaja Purnama, Megawati Soekarnoputri, Zulkifli Hasan, Yusril Ihza Mahendra, Surya Paloh.

Lalu, Budi Gunawan, M Romahurmuziy, Hutomo Mandala Putra, Airlangga Hartarto, Ahmad Ridha Sabana, Oesman Sapta Oedang dan Grace Natalie elektabilitasnya di bawah 1 persen. 

"Sedangkan dari simulasi pertanyaan tertutup sebanyak enam nama, dukungan pemilih terhadap Joko Widodo 48,7 persen, Prabowo Subianto 20,5 persen, Gatot 5,4 persen, Anies 4,8 persen, AHY 3,3 persen dan JK 1,4 persen," paparnya.

Baca juga: Survei Indikator: Elektabilitas Jokowi 60,6 Persen, Prabowo 29 Persen

Dalam simulasi tertutup antara Joko Widodo dan Prabowo Subianto, sebanyak 50,4 persen publik memilih Jokowi dan Prabowo sebanyak 27,5 persen.

Sedangkan, dalam simulasi tertutup antara Jokowi dan Anies, 53,6 persen responden memilih Jokowi, sementara 11,1 persen memilih Anies.

Sementara itu dalam simulasi tertutup antara Jokowi dan Gatot. Responden yang memilih Jokowi mencapai 52,6 persen dan Gatot sebesar 13,5 persen. Sedangkan dalam simulasi tertutup Jokowi dan AHY, responden yang memilih Jokowi mencapai 55,6 persen dan AHY sebesar 6,6 persen.

Survei ini memiliki margin of error sebesar 2,83 persen (hasil survei bisa bertambah atau berkurang 2,83 persen) pada tingkat kepercayaan 95 persen. Qodari menyebutkan survei dibiayai secara mandiri.

Kompas TV Partai Gerindra dan PPP beri tanggapan atas hasil survei INES yang menunjukan elektabilitas Prabowo Subianto di atas 50%, sementara Joko Widodo hanya 20%.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Nasional
Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Nasional
TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

Nasional
Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Nasional
Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Nasional
Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

Nasional
Mardiono Sebut Ada Ajakan Informal dari PAN dan Golkar Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran

Mardiono Sebut Ada Ajakan Informal dari PAN dan Golkar Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Jokowi Bertemu Bos Apple di Istana Besok Pagi, Akan Bahas Investasi

Jokowi Bertemu Bos Apple di Istana Besok Pagi, Akan Bahas Investasi

Nasional
Otto Hasibuan Sebut Kubu Anies dan Ganjar Tak Mau Tahu dengan Hukum Acara MK

Otto Hasibuan Sebut Kubu Anies dan Ganjar Tak Mau Tahu dengan Hukum Acara MK

Nasional
Sekjen PDI-P Ungkap Bupati Banyuwangi Diintimidasi, Diperiksa Polisi 6 Jam

Sekjen PDI-P Ungkap Bupati Banyuwangi Diintimidasi, Diperiksa Polisi 6 Jam

Nasional
Menteri ESDM Jelaskan Dampak Konflik Iran-Israel ke Harga BBM, Bisa Naik Luar Biasa

Menteri ESDM Jelaskan Dampak Konflik Iran-Israel ke Harga BBM, Bisa Naik Luar Biasa

Nasional
Jawab PAN, Mardiono Bilang PPP Sudah Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Jawab PAN, Mardiono Bilang PPP Sudah Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Nasional
Kubu Anies-Muhaimin: Ada Fakta Tak Terbantahkan Terjadi Nepotisme Gunakan Lembaga Kepresidenan

Kubu Anies-Muhaimin: Ada Fakta Tak Terbantahkan Terjadi Nepotisme Gunakan Lembaga Kepresidenan

Nasional
Tim Hukum Anies-Muhaimin Sampaikan 7 Fakta Kecurangan Pilpres di Dalam Dokumen Kesimpulan

Tim Hukum Anies-Muhaimin Sampaikan 7 Fakta Kecurangan Pilpres di Dalam Dokumen Kesimpulan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com