Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita di Balik Aksi Mahasiswa Kuasai Gedung DPR Saat Reformasi 1998

Kompas.com - 22/05/2018, 11:45 WIB
Kristian Erdianto,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pertengahan Mei 1998, gelombang aksi mahasiswa yang menuntut Presiden Soeharto mundur dari jabatannya semakin bertambah besar.

Hingga kemudian, pada 18 Mei 1998, ribuan mahasiswa yang berdemonstrasi berhasil menguasai gedung DPR/MPR. Pada hari yang sama, pimpinan DPR yang diketuai Harmoko juga meminta Soeharto mundur.

Namun, ada cerita menarik di balik peristiwa bersejarah di era reformasi itu. Salah satu aktivis 1998, Mohamad Syafi' Alielha atau akrab disapa Savic Ali, menuturkan bahwa saat itu mahasiwa yang tergabung dalam organisasi Forum Kota tidak berencana untuk menduduki gedung DPR.

Saat itu, massa Forkot yang terdiri dari 9.000 mahasiswa merupakan massa aksi yang pertama kali merangsek ke kawasan gedung DPR.

"Memang yang pertama kali masuk ke DPR dalam jumlah besar memang Forkot, sekitar 7.000-9.000 orang. Tapi sebenarnya kami juga enggak ada rencana menduduki (gedung DPR)," ujar Savic dalam "Satu Meja" di Kompas TV, Senin (21/5/2018) malam.

Baca juga: 20 Tahun Reformasi, Kisah Mahasiswa Kuasai Gedung DPR pada 18 Mei 1998

Menurut Savic, Forkot sudah memulai aksi menuntut Soeharto mundur sejak 1997. Demonstrasi bermula aksi mimbar bebas yang diadakan di beberapa kampus.

Aksi tersebut kemudian diikuti oleh organisasi mahasiswa lainnya, termasuk demonstrasi besar mahasiswa Universitas Trisaksi pada 12 Mei 1998.

Demonstrasi di depan kampus Universitas Trisakti itu sendiri kemudian berubah menjadi tragedi. Empat mahasiswa Trisakti tewas akibat ditembak peluru tajam oleh aparat keamanan.

Selain itu, lebih dari 200 orang mahasiswa terluka akibat tembakan peluru karet, peluru tajam, hingga aksi kekerasan yang dilakukan aparat keamanan.

Baca: 20 Tahun Tragedi Trisakti, Apa yang Terjadi pada 12 Mei 1998 Itu?

Mahasiswa menduduki gedung MPR/DPR, menuntut Presiden Soeharto untuk mundur dari jabatan Presiden, pada Mei 1998.KOMPAS/EDDY HASBY Mahasiswa menduduki gedung MPR/DPR, menuntut Presiden Soeharto untuk mundur dari jabatan Presiden, pada Mei 1998.
Savic melanjutkan, pada aksi 18 Mei 1998 itu Forkot tidak memiliki agenda untuk menduduki gedung DPR. Mereka hanya menggelar aksi di depan gedung DPR.

Mereka juga meminta perwakilan Forkot masuk ke DPR untuk bertemu pimpinan parlemen. Sebab, saat itu delegasi mahasiwa dari Forum Komunikasi Senat Mahasiswa se-Jakarta (FKSMJ) sudah diizinkan masuk dan bertemu pimpinan DPR/MPR.

"Kami juga enggak ada target untuk menjebol. Saat itu agak tricky, karena waktu itu sebenarnya sudah ada teman-teman dari FKSMJ yang bertemu pimpinan DPR di dalam tapi mereka perwakilan," kata Savic.

"Kemudian Forkot datang dengan membawa ribuan massa. Kami negosiasi dengan aparat yang menjaga, minta delegasi ditambah. Begitu gerbang dibuka sedikit, langsung ditarik oleh teman-teman dari kanan dan kiri. Akhirnya ribuan orang masuk," tuturnya.

Peristiwa itu kemudian diberitakan oleh berbagai media massa nasional. Kabar mahasiswa berhasil menduduki gedung DPR tersebar ke berbagai organisasi.

Baca juga: 21 Mei 1998, Saat Soeharto Dijatuhkan Gerakan Reformasi...

Semakin sore, jumlah mahasiwa yang datang ke gedung DPR semakin banyak. Mereka memutuskan untuk bertahan di gedung DPR selama empat hari hingga Soeharto menyatakan berhenti sebagai presiden pada 21 Mei 1998.

Savic mengaku tidak percaya dengan apa yang dilihatnya saat itu. Ia menilai Soeharto mundur terlalu cepat. Pasalnya, aksi demonstrasi mahasiswa yang terjadi sejak 1970-an tidak berhasil menjatuhkan sosok pemimpin yang berjuluk "The Smiling General" itu.

Sementara, Soeharto menyatakan mundur setelah ribuan mahasiwa menguasai gedung DPR hanya dalam beberapa hari.

"Saya tidak mengira Soeharto akan mundur secepat itu, DPR diduduki mahasiswa hanya dalam empat hari. Karena sebelumnya sudah banyak aksi yang menuntut Soeharto mundur tapi gagal," ucap Savic.

Kompas TV DPR RI menggelar acara peringatan 20 tahun reformasi di Ruang Pustakaloka, Kompleks DPR, Senayan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

KPU Tegaskan Undang Ganjar-Mahfud ke Penetapan Prabowo-Gibran, Kirim Surat Fisik dan Digital

KPU Tegaskan Undang Ganjar-Mahfud ke Penetapan Prabowo-Gibran, Kirim Surat Fisik dan Digital

Nasional
Sebut Sudah Bertemu Beberapa Tokoh, Gibran: Gong-nya Hari Ini Ketemu Wapres Ma’ruf Amin

Sebut Sudah Bertemu Beberapa Tokoh, Gibran: Gong-nya Hari Ini Ketemu Wapres Ma’ruf Amin

Nasional
Anggota Dewas Akui Dilaporkan Wakil Ketua KPK karena Koordinasi dengan PPTK

Anggota Dewas Akui Dilaporkan Wakil Ketua KPK karena Koordinasi dengan PPTK

Nasional
Prabowo: Pers Bagian Penting Demokrasi meski Kadang Meresahkan

Prabowo: Pers Bagian Penting Demokrasi meski Kadang Meresahkan

Nasional
Prabowo: Pertandingan Selesai, di Dalam atau Luar Pemerintahan Harus Rukun

Prabowo: Pertandingan Selesai, di Dalam atau Luar Pemerintahan Harus Rukun

Nasional
Gibran Dijadwalkan Bertemu Wapres Ma'ruf Amin Sore Ini

Gibran Dijadwalkan Bertemu Wapres Ma'ruf Amin Sore Ini

Nasional
Prabowo Tiba di DPP PKB, Disambut Cak Imin dengan Karpet Merah

Prabowo Tiba di DPP PKB, Disambut Cak Imin dengan Karpet Merah

Nasional
Mahfud Sebut Mulai Buka Komunikasi dengan Banyak Pihak yang Sengaja Ditutup Selama Pilpres 2024

Mahfud Sebut Mulai Buka Komunikasi dengan Banyak Pihak yang Sengaja Ditutup Selama Pilpres 2024

Nasional
Mahfud Baru Tahu Ada Undangan Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran 30 Menit Sebelum Acara

Mahfud Baru Tahu Ada Undangan Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran 30 Menit Sebelum Acara

Nasional
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas ke Dewas

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas ke Dewas

Nasional
Moeldoko Lantik Deputi IV dan V KSP, Isi Posisi Juri Ardiantoro dan Jaleswari Pramodhawardani

Moeldoko Lantik Deputi IV dan V KSP, Isi Posisi Juri Ardiantoro dan Jaleswari Pramodhawardani

Nasional
Jokowi Soroti Minimnya Dokter Spesialis, Indonesia Rangking 147 Dunia

Jokowi Soroti Minimnya Dokter Spesialis, Indonesia Rangking 147 Dunia

Nasional
Defisit Produksi Minyak Besar, Politisi Golkar: Ubah Cara dan Strategi Bisnis

Defisit Produksi Minyak Besar, Politisi Golkar: Ubah Cara dan Strategi Bisnis

Nasional
Airlangga: Jokowi dan Gibran Sudah Masuk Keluarga Besar Golkar

Airlangga: Jokowi dan Gibran Sudah Masuk Keluarga Besar Golkar

Nasional
Terima Kasih ke Jokowi, Prabowo: Pemilu Tertib atas Kepemimpinan Beliau

Terima Kasih ke Jokowi, Prabowo: Pemilu Tertib atas Kepemimpinan Beliau

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com