JAKARTA, KOMPAS.com - Tokoh reformasi sekaligus mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Amien Rais menceritakan detik-detik lengsernya Soeharto dalam peringatan 20 tahun reformasi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (21/5/2018).
Ia menuturkan sempat didatangi pakar hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra yang kerap dimintai pendapat Soeharto sebelum lengser.
Saat itu, jarum jam menunjukkan pukul 20.00 WIB. Yusril yang dikawal Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) datang menemui Amien.
"Mas Amien saya ada pesan dari Pak Harto. Pak Harto tanya Anda, kalau besok nyatakan pidato lengser, Pak Amien setuju yang ganti Pak Habibie?" ucap Amien menirukan ucapan Yusril.
Baca juga: 21 Mei 1998, Saat Soeharto Dijatuhkan Gerakan Reformasi...
"Lho, Mas Yusril, saya katakan kan berdasarkan konstitusi pasti Pak Habibie. Katakan Pak Harto kami menyambut dengan senang hati," ujar Amien menjawab pertanyaan Yusril.
Yusril pun bergegas pergi. Namun, Yusril kemudian menelepon Amien pada pukul 11.00 WIB. Dalam sambungan telepon, Yusril menanyakan ke Amien ihwal lokasi prosesi mundurnya Soeharto.
Saat itu, pada tanggal 20 Mei 1998, Gedung MPR/DPR sudah diduduki mahasiswa. Padahal, jika Soeharto mundur, MPR harus mencabut terlebih dahulu mandatnya.
"Pak Amien kan MPR didudukkan mahasiswa, tak mungkin di MPR, berjubel dengan manusia," ucap Amien menirukan Yusril lagi.
Baca juga: Cerita dari Rumah Habibie Setelah Tahu Soeharto Ingin Mundur
"Saya bilang, Pak Yusril, sampaikan ke tim Kepresidenan yang penting transfer of authority itu ada," lanjut Amien.
Amien pun meminta Yusril agar tak menelepon dirinya lagi lantaran sudah dua hari kurang tidur.
Akhirnya, tepat keesokan harinya, pada pukul 10.00 WIB, Soeharto menyatakan berhenti dari jabatannya sebagai Presiden di Istana Kepresidenan, Jakarta.