JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi politik di Malaysia pasca kemenangan pimpinan oposisi Malaysia, Mahathir Mohamad dalam pemilu dinilai mirip dengan apa yang terjadi di Indonesia 1998 silam.
"Apa yang terjadi 20 tahun lalu di Indonesia baru terjadi sekarang di Malaysia," ujar Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia Jimly Asshiddiqie saat membuka acara Refleksi 20 Tahun Reformasi, Jakarta, Senin (21/5/2018).
Saat pemilu, kata dia, isu-isu politik di Malaysia juga mirip dengan di Indonesia jelang reformasi 1998. Misalnya mencuatnya isu anti korupsi, kolusi dan nepotisme, serta perbaikan ekonomi.
"Maka kurang lebih mendapat inspirasi dari kita. Akhirnya rakyat Malaysia yang menentukan semua," kata dia.
Baca juga: Gaya Hidup Mewah Istri Najib Razak Jadi Sorotan Warga Malaysia
Jimly mengaku sudah mengucapkan selamat kepada rakyat Malaysia melalui mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim atas perubahan yang terjadi di Malaysia.
Meski begitu, perubahan politik di Malaysia dinilai juga perlu direnungkan di Indonesia terutama terkait dengan regenerasi kepemimpinan.
Saat ini, Mahathir Mohamad yang menang pemilu di Malaysia akan menjadi pemimpin tertua di dunia dengan usia 92 tahun pada 10 Juli nanti.
Jimly bersyukur, regenerasi kepemimpinan di Indonesia berjalan dengan baik. Sebab menurutnya, pemerintah saat ini dipimpin oleh generasi baru kepemimpinan di Indonesia.
"Mudah-mudahan ini bisa diteruskan ke depan, jangan mundur ke depan," ucap dia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.