Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Indikator: Hampir 50 Persen Warga Jateng Pilih Jokowi dalam Pilpres

Kompas.com - 21/05/2018, 19:19 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Survei yang dilakukan oleh Indikator Politik Indonesia menunjukkan bahwa hampir 50 persen warga Jawa Tengah memilih Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pemilihan presiden (pilpres) 2019.

Persentase responden yang memilih Jokowi mencapai 49,4 persen.

Sementara itu, berada pada peringkat kedua adalah Prabowo Subianto dengan persentase mencapai 5,9 persen.

Adapun pada peringkat ketiga adalah Gatot Nurmantyo dengan persentase 1,1 persen.

"Nama-nama lain kurang dari 1 persen dan sekitar 40,5 persen pemilih belum menyebut nama capres (calon presiden) pilihannya," ujar peneliti Indikator Politik Indonesia Kuskridho Ambardi dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (21/5/2018).

Baca juga: Survei Charta Politica: JK Sosok Paling Tepat Dampingi Jokowi

Kuskridho menyebutkan sejumlah nama lain yang disebut para responden sebagai capres pilihannya antara lain Susilo Bambang Yudhoyono, Anies Baswedan, Megawati Soekarnoputri, dan Hary Tanoesoedibjo.

Selain itu, muncul pula nama seperti Basuki Tjahaja Purnama, Agus Harimurti Yudhoyono, Wiranto, dan Surya Paloh.

Apabila disandingkan antara Jokowi, Prabowo dan calon lainnya, responden di Jawa Tengah tetap cenderung menjatuhkan pilihannya pada Jokowi.

Persentase pilihan responden terhadap Jokowi per Maret 2018 mencapai 49 persen, sementara pilihan terhadap Prabowo mencapai 6 persen.

Baca juga: Dituduh Anak Pengusaha Singapura, Jokowi Jawab, Saya Anak Kampung

Kemudian, apabila pilihan diperluas menjadi 6 kandidat, yakni Jokowi, Prabowo, Anies Baswedan, Gatot Nurmantyo, Sri Mulyani Indrawati, dan Tito Karnavian, pilihan terhadap Jokowi juga tetap unggul.

Persentase pilihan yang dijatuhkan kepada Jokowi mencapai 71 persen pada Maret 2018.

Sementara itu, pilihan terhadap Prabowo mencapai 14 persen, Anies 2 persen, dan Gatot 2 persen. Adapun pilihan kepada Sri Mulyani dan Tito masing-masing 1 persen.

Lalu, pilihan kembali diruncingkan menjadi dua kandidat, yakni Jokowi dan Prabowo. Hasilnya adalah 74 persen responden memilih Jokowi dan 19 persen responden memilih Prabowo.

Baca juga: Setelah Ada Kritik soal BBM, Kader Demokrat Minta SBY Menjauh dari Jokowi

"Ketika (pilihan disempitkan menjadi) dua nama, Jokowi relatif stabil, Prabowo melemah," sebut Kuskridho.

Survei tersebut melibatkan sebanyak 820 responden di Jawa Tengah. Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka langsung.

Metode yang digunakan adalah multistage random sampling. Adapun toleransi kesalaham (margin of error) mencapai sekitar 3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Temuan survei adalah selama periode 12-21 Maret 2018. Survei tersebut, kata Kuskridho, didanai oleh dana internal Indikator Politik Indonesia.

Kompas TV Apakah gerakan tagar bisa berampak pada elektabilitas para calon presiden yang akan berlaga pada 2019?


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bicara Posisi Politik PDI-P, Komarudin Watubun: Tak Harus dalam Satu Gerbong, Harus Ada Teman yang Mengingatkan

Bicara Posisi Politik PDI-P, Komarudin Watubun: Tak Harus dalam Satu Gerbong, Harus Ada Teman yang Mengingatkan

Nasional
Anggota Komisi II DPR Nilai Perlu Ada Revisi UU Pemilu Terkait Aturan Cuti Kampanye Pejabat Negara

Anggota Komisi II DPR Nilai Perlu Ada Revisi UU Pemilu Terkait Aturan Cuti Kampanye Pejabat Negara

Nasional
Proses di PTUN Masih Berjalan, PDI-P Minta KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran

Proses di PTUN Masih Berjalan, PDI-P Minta KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran

Nasional
DKPP Verifikasi Aduan Dugaan Ketua KPU Goda Anggota PPLN

DKPP Verifikasi Aduan Dugaan Ketua KPU Goda Anggota PPLN

Nasional
Kasus Eddy Hiariej Dinilai Mandek, ICW Minta Pimpinan KPK Panggil Jajaran Kedeputian Penindakan

Kasus Eddy Hiariej Dinilai Mandek, ICW Minta Pimpinan KPK Panggil Jajaran Kedeputian Penindakan

Nasional
KPU Undang Jokowi Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Besok

KPU Undang Jokowi Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Besok

Nasional
Cak Imin Mengaku Belum Dapat Undangan KPU untuk Penetapan Prabowo-Gibran

Cak Imin Mengaku Belum Dapat Undangan KPU untuk Penetapan Prabowo-Gibran

Nasional
Tentara AS Meninggal Saat Tinjau Tempat Latihan Super Garuda Shield di Hutan Karawang

Tentara AS Meninggal Saat Tinjau Tempat Latihan Super Garuda Shield di Hutan Karawang

Nasional
DKPP Terima 200 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu Selama 4 Bulan Terakhir

DKPP Terima 200 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu Selama 4 Bulan Terakhir

Nasional
Nasdem-PKB Sepakat Tutup Buku Lama, Buka Lembaran Baru

Nasdem-PKB Sepakat Tutup Buku Lama, Buka Lembaran Baru

Nasional
Tentara AS Hilang di Hutan Karawang, Ditemukan Meninggal Dunia

Tentara AS Hilang di Hutan Karawang, Ditemukan Meninggal Dunia

Nasional
Lihat Sikap Megawati, Ketua DPP Prediksi PDI-P Bakal di Luar Pemerintahan Prabowo

Lihat Sikap Megawati, Ketua DPP Prediksi PDI-P Bakal di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
PDI-P Harap Pilkada 2024 Adil, Tanpa 'Abuse of Power'

PDI-P Harap Pilkada 2024 Adil, Tanpa "Abuse of Power"

Nasional
PKS Belum Tentukan Langkah Politik, Jadi Koalisi atau Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

PKS Belum Tentukan Langkah Politik, Jadi Koalisi atau Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Duga Biaya Distribusi APD Saat Covid-19 Terlalu Mahal

KPK Duga Biaya Distribusi APD Saat Covid-19 Terlalu Mahal

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com