Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kilas Balik 1998: Cerita Penculikan Desmond, Mata Ditutup Kain Hitam hingga Jatah Selimut dan Celana Pendek

Kompas.com - 21/05/2018, 12:00 WIB
Inggried Dwi Wedhaswary

Penulis

KOMPAS.com - "Mereka terus saja mempersilakan aku masuk mobil (warna dan mereknya lupa). Di dalam kendaraan, mereka langsung menutup mataku dengan kain hitam sehingga sulit mengenali, baik si penjemput, nomor polisi mobil, ke arah jalan mana dan ke tempat mana yang akan dituju" (Desmond J Mahesa, 23 April 1998)

Rangkaian peristiwa reformasi 1998 tak bisa dilepaskan dari sekian kisah penculikan terhadap para aktivis. Dua di antaranya, penculikan terhadap Desmond Junaedi Mahesa dan Pius Lustrilanang pada Februari 1998.

Kala itu, Desmond menjabat sebagai Ketua Lembaga Bantuan Hukum Nusantara (LBHN), sementara Pius adalah aktivis Aliansi Demokrasi Rakyat (Aldera).

Hilangnya Desmond dan Pius dilaporkan sejumlah aktivis ke kepolisian pada 10 Februari 1998.

Kisah Desmond

Dikutip dari pemberitaan Harian Kompas, 13 Mei 1998, Desmond mengungkapkan pengalaman penculikan yang dialaminya.

Kesaksian ini disampaikan Desmond pada 12 Mei 1998 didampingi Koordinator Badan Pekerja Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Munir, anggota Komnas HAM Albert Hasibuan, Yusuf Pani, dan La Ode Baharsani (DPD Ikadin Banjarmasin).

Baca juga: 21 Mei 1998, Saat Soeharto Dijatuhkan Gerakan Reformasi...

Saat itu, Desmond mengisahkan, penculikannya berawal pada 3 Februari 1998 di kawasan Cililitan Besar, Jakarta Timur.

Menurut Desmond, pada 3 Februari 1998 pukul 02.30 WIB, kantornya di Jalan Cililitan Kecil didatangi 8-10 orang.

Pagi harinya, pukul 08.00 WIB, kembali datang orang tak dikenal. Desmond mengaku tak curiga akan ada yang menimpanya.

"Kemudian, saya keluar kantor naik bus nomor 06 sampai di Kampung Melayu," kata dia.

"Antara LAI dan GMKI, saya dihadang dua orang yang menodong dengan senjata. Sesudah ditodong, saya bergerak, kacamata saya jatuh, saya sulit mengenali orang. Tetapi ada mobil Suzuki Vitara warna abu-abu di GMKI. Jatuhnya kacamata membuat saya tidak leluasa dapat bergerak karena mata saya minus dan silinder, jadi sulit untuk mengenal orang. Saya diringkus, dimasukkan mobil, kepala saya ditutup seperti tas hitam dan musik diputar keras-keras serta dihimpit dua orang. Sejak itu saya tidak tahu diputar-putar, setelah 50 menit saya sampai di suatu tempat," papar Desmond.

Baca juga: 20 Tahun Reformasi, Perempuan Dinilai Masih Terkekang Oligarki Politik

Selanjutnya, Desmond mengaku diborgol, matanya ditutup kain hitam. Selama tiga jam, ia diinterogasi tentang aktivitasnya.

"Setelah itu saya dibawa ke bak air. Setelah sempat disuruh menyelam, saya ditanya lagi soal sikap saya. Setelah selesai, saya dibawa ke sebuah ruangan dengan enam sel. Di situ sudah ada Yani Afri dan Sony, keduanya anak DPD PDI Jakut yang ditangkap Kodim Jakarta Utara soal peledakan bom di Kelapa Gading," demikian kesaksian Desmond saat itu.

Setelah sehari Desmond ditahan, Pius Lustrilanang masuk, disusul Haryanto Taslam.

Menurut Desmond, ada tawaran yang diberikan penculik kepadanya. Ia diminta mengaku bersembunyi di Garut. Desmond mengajukan skenario lainnya: pergi ke Irian Jaya untuk melakukan penelitian.

Akhirnya, ia diketahui kembali ke rumah orangtuanya di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, pada 3 April 1998.

Kesaksian soal penculikan yang dialaminya, kata Desmond, untuk mengungkapkan hal yang sebenarnya terjadi.

Menurut dia, dirinya dan Pius diculik oleh orang yang punya organisasi rapi.

Suasana akrab tampak pada pertemuan (kiri ke kanan) Desmond J Mahesa, korban penculikan selama lebih dari dua bulan, dengan Tim Pencari Fakta(TPF) ABRI yang terdiri dari empat mayor jenderal, yakni Komandan Pusat Polisi Militer Mayjen TNI Syamsu, Mayjen TNI Andi M Ghalib, Mayjen (Pol) Marwan Paris, dan Laksda Berty Ekel (tidak tampak dalam foto), Senin (25/5), di YLBHI,Jakarta.

Terkait Berita Dimuat Selasa,Kompas, 26-05-1998 Halaman: 6

Judul Amplop: DesmonEddy Hasby Suasana akrab tampak pada pertemuan (kiri ke kanan) Desmond J Mahesa, korban penculikan selama lebih dari dua bulan, dengan Tim Pencari Fakta(TPF) ABRI yang terdiri dari empat mayor jenderal, yakni Komandan Pusat Polisi Militer Mayjen TNI Syamsu, Mayjen TNI Andi M Ghalib, Mayjen (Pol) Marwan Paris, dan Laksda Berty Ekel (tidak tampak dalam foto), Senin (25/5), di YLBHI,Jakarta. Terkait Berita Dimuat Selasa,Kompas, 26-05-1998 Halaman: 6 Judul Amplop: Desmon
Dua selimut dan celana pendek

Selama diculik, Desmond mendapatkan dua buah selimut, celana pendek berwarna biru dan jingga, serta tas berwarna hijau muda.

"Setiap orang yang ditahan diberi celana pendek, ada berwarna biru dan jingga. Selain itu saya juga diberi tas berwarna hijau muda," kata Desmond.

Baca juga: SBY: Bisa Ada Reformasi Lagi di Masa Depan

Terkait siapa penculiknya, Desmond mengaku tak dapat mengidentifikasi karena penglihatannya yang terbatas.

Diperiksa pada malam hari

Sebelumnya, pada 23 April 1998, kepada Kompas, Desmond menuturkan, saat diculik, ia didatangi 4-5 orang yang mengenakan kacamata hitam, pada 3 Februari 1998.

Peristiwa itu terjadi di depan Kantor GMKI Jakarta.  

"Di dalam kendaraan mereka langsung menutup mataku dengan kain hitam sehingga sulit mengenali, baik si penjemput, nomor polisi mobil, ke arah jalan mana dan ke tempat mana yang akan dituju," kata Desmond. 

Ia tak bisa memastikan lokasi penculikannya selama dua bulan.

Demikian pula soal di mana ia ditempatkan, apakah di sebuah rumah, kantor, atau bangunan lainnya.

"Pokoknya sebuah bangunan besar permanen, namun sepi," kata dia.

Baca juga: 20 Tahun Reformasi, Kisah Mahasiswa Kuasai Gedung DPR pada 18 Mei 1998

Pada malam hari, seusai makan malam, Desmond menjalani pemeriksaan secara bergantian.

Saat pemeriksaan, matanya ditutup kain hitam.

Menurut Desmond, pemeriksaan hanya dilakukan pada malam hari hingga dia dibebaskan pada 3 April 1998.

Saat dibebaskan, Desmond dibawa dengan menggunakan mobil.

Salah seorang yang membawanya memberikan tiket pesawat Garuda menuju Banjarmasin dengan nama yang tertera pada tiket bukan namanya.

Ia diturunkan sekitar 100 meter sebelum Terminal F Bandara Soekarno Hatta.

Sesampainya di Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin, Desmond langsung melaporkan peristiwa yang dialaminya ke Polresta Banjarmasin.

Kompas TV Saat itu, BJ Habibie menggantikan Presiden ke-2 RI Soeharto yang berkuasa selama 32 tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Ceritakan Pengalaman Kunjungi Berbagai RSUD, Jokowi: Alatnya Puluhan Miliar, Tapi Ruangannya Payah ...

Ceritakan Pengalaman Kunjungi Berbagai RSUD, Jokowi: Alatnya Puluhan Miliar, Tapi Ruangannya Payah ...

Nasional
DPP PKB Gelar Karpet Merah Menyusul Kabar Rencana Kedatangan Prabowo

DPP PKB Gelar Karpet Merah Menyusul Kabar Rencana Kedatangan Prabowo

Nasional
Momen Prabowo Guncangkan Badan Anies Sambil Tertawa Usai Jadi Presiden Terpilih

Momen Prabowo Guncangkan Badan Anies Sambil Tertawa Usai Jadi Presiden Terpilih

Nasional
Prabowo: Saya Akan Berjuang untuk Seluruh Rakyat, Termasuk yang Tidak Memilih Saya

Prabowo: Saya Akan Berjuang untuk Seluruh Rakyat, Termasuk yang Tidak Memilih Saya

Nasional
PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran di KPU

PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran di KPU

Nasional
Singgung Debat Capres yang Panas, Prabowo: Kita Tetap Satu Keluarga Besar

Singgung Debat Capres yang Panas, Prabowo: Kita Tetap Satu Keluarga Besar

Nasional
Sapa Anies-Muhaimin, Prabowo: Saya Pernah di Posisi Anda, Senyuman Anda Berat Sekali

Sapa Anies-Muhaimin, Prabowo: Saya Pernah di Posisi Anda, Senyuman Anda Berat Sekali

Nasional
KPK Sebut Hakim Itong Mulai Cicil Bayar Uang Denda dan Pengganti

KPK Sebut Hakim Itong Mulai Cicil Bayar Uang Denda dan Pengganti

Nasional
Tak Seperti PKB-PKS, Nasdem Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran di KPU

Tak Seperti PKB-PKS, Nasdem Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran di KPU

Nasional
Resmi Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Sapa Anies-Cak Imin: Yang Saya Cintai...

Resmi Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Sapa Anies-Cak Imin: Yang Saya Cintai...

Nasional
Prabowo-Gibran Ditetapkan Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Tepuk Tangan Bergema Berulang Kali

Prabowo-Gibran Ditetapkan Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Tepuk Tangan Bergema Berulang Kali

Nasional
Singgung Persoalan Kesehatan, Jokowi: Kematian akibat Stroke Capai 330.000

Singgung Persoalan Kesehatan, Jokowi: Kematian akibat Stroke Capai 330.000

Nasional
Terima Kunjungan Menlu Singapura, Prabowo Bahas Kerja Sama Pertahanan dan Maritim

Terima Kunjungan Menlu Singapura, Prabowo Bahas Kerja Sama Pertahanan dan Maritim

Nasional
KPU Resmi Tetapkan Prabowo-Gibran Presiden dan Wapres Terpilih 2024-2029

KPU Resmi Tetapkan Prabowo-Gibran Presiden dan Wapres Terpilih 2024-2029

Nasional
PKS Datangi Markas Nasdem dan PKB Usai Penetapan KPU, Salam Perpisahan?

PKS Datangi Markas Nasdem dan PKB Usai Penetapan KPU, Salam Perpisahan?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com