Dua selimut dan celana pendek
Selama diculik, Desmond mendapatkan dua buah selimut, celana pendek berwarna biru dan jingga, serta tas berwarna hijau muda.
"Setiap orang yang ditahan diberi celana pendek, ada berwarna biru dan jingga. Selain itu saya juga diberi tas berwarna hijau muda," kata Desmond.
Baca juga: SBY: Bisa Ada Reformasi Lagi di Masa Depan
Terkait siapa penculiknya, Desmond mengaku tak dapat mengidentifikasi karena penglihatannya yang terbatas.
Diperiksa pada malam hari
Sebelumnya, pada 23 April 1998, kepada Kompas, Desmond menuturkan, saat diculik, ia didatangi 4-5 orang yang mengenakan kacamata hitam, pada 3 Februari 1998.
Peristiwa itu terjadi di depan Kantor GMKI Jakarta.
"Di dalam kendaraan mereka langsung menutup mataku dengan kain hitam sehingga sulit mengenali, baik si penjemput, nomor polisi mobil, ke arah jalan mana dan ke tempat mana yang akan dituju," kata Desmond.
Ia tak bisa memastikan lokasi penculikannya selama dua bulan.
Demikian pula soal di mana ia ditempatkan, apakah di sebuah rumah, kantor, atau bangunan lainnya.
"Pokoknya sebuah bangunan besar permanen, namun sepi," kata dia.
Baca juga: 20 Tahun Reformasi, Kisah Mahasiswa Kuasai Gedung DPR pada 18 Mei 1998
Pada malam hari, seusai makan malam, Desmond menjalani pemeriksaan secara bergantian.
Saat pemeriksaan, matanya ditutup kain hitam.
Menurut Desmond, pemeriksaan hanya dilakukan pada malam hari hingga dia dibebaskan pada 3 April 1998.
Saat dibebaskan, Desmond dibawa dengan menggunakan mobil.
Salah seorang yang membawanya memberikan tiket pesawat Garuda menuju Banjarmasin dengan nama yang tertera pada tiket bukan namanya.
Ia diturunkan sekitar 100 meter sebelum Terminal F Bandara Soekarno Hatta.
Sesampainya di Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin, Desmond langsung melaporkan peristiwa yang dialaminya ke Polresta Banjarmasin.