Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/05/2018, 17:18 WIB
Penulis Ihsanuddin
|

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Luar Negeri Abdurrahman Mohammad Fachir mengakui, sejauh ini sudah ada 14 negara yang mengeluarkan travel advice atau peringatan keamanan untuk warganya yang akan berkunjung ke Indonesia.

Travel Advice itu dirilis setelah serangan teror yang terjadi di sejumlah daerah di tanah air.

Namun, Fachir menilai, wajar bagi suatu negara mengeluarkan travel advice.

Baca juga: 5 Negara Perbaharui Travel Advice ke Indonesia, Ini Tanggapan Kemenpar

Wakil Menteri Luar Negeri Abdurrahman Mohammad Fachir saat ditemui di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Jumat (17/2/2017).Kristian Erdianto Wakil Menteri Luar Negeri Abdurrahman Mohammad Fachir saat ditemui di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Jumat (17/2/2017).
"Itu bagus, artinya di mana saja sangat normal bahwa kejadian di satu negara akan menjadi perhatian negara lain, terutama menyangkut keselamatan warganya," kata Fachir di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (16/5/2018).

"Jadi kita juga melakukan hal yang sama jika terjadi sesuatu di tempat lain," tambahnya.

Baca juga: Menpar Sebut Travel Advice terkait Ledakan Bom Surabaya Masih Wajar

Fachir mengatakan, pihaknya sudah mencoba meyakinkan pada negara lain bahwa Indonesia aman meski ada sejumlah aksi teror dalam beberapa waktu terakhir.

"Kita mengatakan 'kita aman, kita aman. Semua berjalan normal'. Bahkan di Surabaya sudah berjalan normal," kata dia.

Fachir juga mengakui ada pertanyaan dari negara-negara peserta Asian Games mengenai kondisi keamanan di Indonesia.

Baca juga: Sejumlah Negara Peserta Asian Games 2018 Pertanyakan Situasi Keamanan

Namun, Indonesia juga menjamin, ajang olahraga yang akan digelar di Jakarta dan Palembang pada Agustus 2018 itu akan berlangsung aman.

"Kita sudah jelaskan, ke negara-negara tersebut. Seperti tadi saya sampaikan, kita akan tetap menyelenggarakan itu dan kita jamin keamanannya," kata Fachir.

Aksi teror kembali terjadi di markas kepolisian. Lima terduga teroris menyerang Mapolda Riau dengan menggunakan mobil pada Rabu (16/5/2018).

Empat pelaku ditembak mati, sementara seorang pelaku ditangkap setelah mencoba kabur.

Sementara, satu orang polisi meninggal dunia karena ditabrak terduga teroris.

Sebelumnya, aksi teror bom bunuh diri terjadi di Mapolrestabes Surabaya pada Senin (14/5/2018). Empat anggota polisi dan enam warga sipil terluka dalam peristiwa tersebut.

Peristiwa tersebut terjadi sehari setelah serangan bom di tiga gereja, yakni Gereja Maria Tak Bercela, Gereja Kristen Indonesia dan Gereja Pantekosta Pusat.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

RUU Kesehatan Jadi Langkah komprehensif Pemerintah Mereformasi Sektor Kesehatan

RUU Kesehatan Jadi Langkah komprehensif Pemerintah Mereformasi Sektor Kesehatan

Nasional
Mayjen Deddy Suryadi, Danjen Kopassus yang Sandang Pangkat Perwira Tinggi Pertama di Angkatannya

Mayjen Deddy Suryadi, Danjen Kopassus yang Sandang Pangkat Perwira Tinggi Pertama di Angkatannya

Nasional
Kementerian KP dan Case Western Reverse University Sepakati Kerja Sama Pengembangan SDM

Kementerian KP dan Case Western Reverse University Sepakati Kerja Sama Pengembangan SDM

Nasional
Bertemu Pasukan Perdamaian di Lebanon, Panglima TNI Upayakan Masa Dinas Tak Lebih 1 Tahun

Bertemu Pasukan Perdamaian di Lebanon, Panglima TNI Upayakan Masa Dinas Tak Lebih 1 Tahun

Nasional
Tim Percepatan Reformasi Hukum Akan Rumuskan Naskah Akademik dan Rancangan Kebijakan untuk Pemerintah Baru

Tim Percepatan Reformasi Hukum Akan Rumuskan Naskah Akademik dan Rancangan Kebijakan untuk Pemerintah Baru

Nasional
Dibentuk Mahfud MD, Ini Susunan Tim Percepatan Reformasi Hukum

Dibentuk Mahfud MD, Ini Susunan Tim Percepatan Reformasi Hukum

Nasional
Usulkan Isu Critical Minerals Dibahas di IPEF, Indonesia Dapat Dukungan Banyak Negara

Usulkan Isu Critical Minerals Dibahas di IPEF, Indonesia Dapat Dukungan Banyak Negara

Nasional
Kesejahteraan Bersama, Titik Temu Kekatolikan dan Keindonesiaan

Kesejahteraan Bersama, Titik Temu Kekatolikan dan Keindonesiaan

Nasional
Tolak Uji Materi Batas Usia Pensiun Jaksa, MK: UU Kejaksaan Tak Berlaku Surut

Tolak Uji Materi Batas Usia Pensiun Jaksa, MK: UU Kejaksaan Tak Berlaku Surut

Nasional
Ganjar Sowan ke Tokoh Agama Banten Embay Mulya Syarief

Ganjar Sowan ke Tokoh Agama Banten Embay Mulya Syarief

Nasional
Saat Ganjar Pranowo Bertemu Polisi Bernama Ganjar...

Saat Ganjar Pranowo Bertemu Polisi Bernama Ganjar...

Nasional
Pilpres Sistem 'Popular Vote' Suburkan Politik Identitas

Pilpres Sistem "Popular Vote" Suburkan Politik Identitas

Nasional
Gugatan Sekretaris MA Hasbi Hasan Lawan KPK Diadili Hakim Kasus Ferdy Sambo

Gugatan Sekretaris MA Hasbi Hasan Lawan KPK Diadili Hakim Kasus Ferdy Sambo

Nasional
Stafsus Mensesneg: Ada Polemik dan Banyak Pendapat soal Putusan Perpanjangan Masa Jabatan KPK

Stafsus Mensesneg: Ada Polemik dan Banyak Pendapat soal Putusan Perpanjangan Masa Jabatan KPK

Nasional
Ini Alasan Ganjar Rutin Lari Pagi di Berbagai Kota Usai Jadi Bacapres PDI-P

Ini Alasan Ganjar Rutin Lari Pagi di Berbagai Kota Usai Jadi Bacapres PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com