Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bawaslu Minta Calon Kepala Daerah Tak Kampanye Pilpres Saat Debat Publik

Kompas.com - 16/05/2018, 08:48 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- Anggota Badan Pengawas Pemilu Mochammad Afifuddin mengingatkan kepada seluruh peserta Pilkada untuk tak membawa atau memuat konten berunsur kampanye Pilpres 2019 dalam debat publik. Menurut dia, hal itu akan menimbulkan kegaduhan dan provokasi antarsesama pendukung calon.

"Ya itu memang harus kita cegah ya. Pilpres juga belum ada calonnya maka kembali kepada kesepakatan, hormati peraturan yang ada," kata Afifuddin di kantor Bawaslu, Jakarta, Selasa (15/5/2018).

Menurut Afifuddin, Komisi Pemilihan Umum pada dasarnya telah melakukan kesepakatan dengan para calon dan tim sukses terkait hal-hal yang diizinkan dan tidak diizinkan dalam debat Pilkada. Bawaslu, kata dia, tak main-main jika unsur kampanye Pilpres dibawa ke dalam debat Pilkada.

"Ini orientasi pencegahan juga yang harus dilakukan oleh semua pihak. Pada intinya, penegakkan hukum ini tidak hanya di kita," ujarnya.

Baca jugaSandiaga Kaget Sudrajat-Syaikhu Bawa Kaus "2018 Asyik Menang, 2019 Ganti Presiden"

Oleh karena itu, ia meminta seluruh peserta dan tim sukses untuk mentaati peraturan serta mematuhi kesepakatan yang telah dijalin bersama-sama. Ia mencontohkan, aksi pasangan calon gubernur dan wakil gubernur nomor urut 3 Sudrajat dan Ahmad Syaikhu membawa kaus bertuliskan "2018 Asyik Menang, 2019 Ganti Presiden".

Kaus itu dibawa pasangan calon Asyik dalam debat publik putaran kedua Pilgub Jawa Barat, di Kampus Universitas Indonesia (UI), Depok, Senin (14/5/2018) lalu.

Afifuddin merasa ada dugaan kelalaian dari sejumlah pihak atas peristiwa ini. Padahal, kata dia, forum debat yang diselenggarakan KPU harus berjalan netral dan tidak menimbulkan kegaduhan.

"Ketaatan dan kepatuhan para peserta untuk menjaga proses kesepakatan juga menjadi faktor penting. Nah, kalau sudah yang terjadi seperti ini, KPU-nya yang kita panggil nanti," kata dia.

Baca jugaBawa Kaus "2018 Asyik Menang, 2019 Ganti Presiden", Asyik Dituntut Minta Maaf

Dengan demikian, ia meminta seluruh pihak untuk jeli dan menahan diri agar tidak melakukan hal-hal gegabah yang mengganggu kondusivitas pelaksanaan pemilihan.

"Nah yang kemarin terjadi yang khawatirkan. Muaranya memang sama-sama menjaga, saling taat asas. Apa, mengerem lah ya. Untuk kasus Jawa Barat ini menjadi mengingat semua pihak," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com