Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berantas Terorisme Hingga ke Akarnya Tak Cukup Hanya oleh TNI-Polri

Kompas.com - 14/05/2018, 17:53 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi terorisme kembali mencuat. Ini ditandai dengan kerusuhan di rumah tahanan Mako Brimob, bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya, hingga penangkapan dan ledakan bom di Mapolrestabes Surabaya serta sejumlah wilayah lain.

Ketua Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) periode 2010-2014 Ansyaad Mbai mengungkapkan, Presiden Joko Widodo telah menyatakan komitmen pemerintah untuk membasmi terorisme hingga ke akar-akarnya. Namun, upaya ini tidak bisa hanya dilakukan oleh Polri atau TNI.

"Akar-akarnya ini harus tahu. Maka, tidak bisa (hanya dilakukan) TNI dan Polri saja," ujar Ansyaad dalam sebuah diskusi terkait RUU Antiterorisme di Jakarta, Senin (14/5/2018).

Baca juga: 6 Panduan Orangtua Membahas Terorisme kepada Anak

Ansyaad menuturkan, kelompok radikal atau teroris menebarkan pengaruhnya melalui berbagai cara, termasuk lewat pengajian atau media sosial.

Upaya menangkal terorisme dan radikalisme pun bisa dilakukan dengan hal yang serupa.

Akan tetapi, pendekatan harus dilakukan secara menyeluruh. Polri dan TNI tidak bisa bekerja sendirian, seluruh elemen pemerintahan dan masyarakat pun harus terlibat.

"Whole government approach, bahkan whole nation approach," sebut Ansyaad.

Ansyaad memberi contoh, Kementerian Agama bisa membentuk tim yang berisikan dai-dai muda yang berpandangan moderat dan dapat masuk ke segala elemen.

Baca juga: Prabowo: Negara Kita Diganggu Serangkaian Bom, Lawan Terorisme!

 

Tugasnya adalah untuk menangkal paham-paham terorisme dan radikalisme.

"Pemerintah harus segera memfasilitasi dai-dai muda yang moderat," tutur Ansyaad.

 

Radikalisme di Anak-anak

 

Secara terpisah, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Susanto menyoroti semakin meluasnya indoktrinasi ideologi terorisme dan radikalisme, bakan sampai ke anak-anak.

Ini berkaca dari bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya.

Para pelaku adalah satu keluarga. Empat di antara enam pelaku adalah anak-anak, berusia 9 hingga 18 tahun.

Baca juga: Wisatawan Bisa Lakukan Ini Bila Terjebak Aksi Terorisme saat Liburan

 

Untuik mencegah indoktrinasi seperti itu, maka perlu dilakukan upaya pencegahan secara komprehensif.

Seluruh elemen masyarakat dan kelompok agama maupun profesi pun harus dilibatkan.

"Hemat saya perlu pencegahan secara komprehensif, melalui edukasi berbasis masyarakat, berbasis kelompok agama, berbasis lintas profesi, dan berbasis media sosial," tutur Susanto ketika dihubungi Kompas.com.

Kompas TV Kabid Humas Polda Jawa Timur menerangkan bahwa kepolisian menangkap 13 orang terkait dengan terorisme.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

Nasional
Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com