JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian RI meminta masyarakat untuk tidak menyebarluaskan foto atau video kekerasan terkait aksi teror yang terjadi di Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur pada Minggu (13/5/2018) dan Senin (14/5/2018) pagi ini.
Tidak hanya itu, bahkan Polri meminta agar masyarakat menghapus foto dan video kekerasan terkait aksi teror itu.
"Kalau masih ada di handphone, mohon dihapus saja," kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wasisto di Mabes Polri, Senin.
Setyo juga meminta masyarakat untuk tidak percaya dengan berita yang tidak jelas sumbernya. Sebab, menurut dia, banyak kabar bohong yang beredar pasca-aksi teror terjadi.
Baca juga: Waka Polda Kepri Sebut Sebarkan Foto Korban Bom Bunuh Diri Adalah Bentuk Teror
Karena itu, Setyo berharap masyarakat juga tidak menyebarluaskan kabar bohong atau hoaks yang sumbernya masih belum jelas.
"Kami mengimbau untuk tidak membagikan atau men-share atau posting kembali (hoaks itu), yang menyebabkan hal-hal yang tidak jelas," ucap dia.
Setyo mencontohkan, hoaks yang beredar di masyarakat saat ini misalnya adalah mengenai adanya bom di Satuan Penyelenggara Admisnistrasi SIM (Satpas) Colombo di Surabaya dan gereja Santa Anna di Duren Sawit, Jakarta.
"Bohong itu," ucap Setyo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.