JAKARTA, KOMPAS.com - Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengutuk keras peledakan bom yang terjadi di tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5/2018).
Seperti diketahui, bom diledakkan di GKI Diponegoro, di Gereja Santa Maria, dan Gereja Pantekosta Arjuno. Ketiga gereja tersebut berada di Surabaya.
"Tindakan tersebut di luar nalar akal sehat dan sudah melampaui batas nilai kemanusiaan," ujar Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid Sa'adi dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jakarta, Senin (12/5/2018).
"Pelakunya patut diduga adalah orang yang tidak beragama dan sudah hilang rasa kemanusiaannya," kata Zainut.
Sebab, tutur Zainut, atas dalih apa pun, aksi teror tidak dibenarkan karena bertentangan dengan nilai-nilai ajaran agama dan Pancasila.
Baca juga: KPAI: Berbahaya jika Doktrin Terorisme Masuk ke Keluarga
Terlebih, berdasarkan keterangan pihak kepolisian, pelaku bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya ternyata satu keluarga, bahkan melibatkan anak-anak.
MUI sendiri meminta aparat keamanan menumpas jaringan teroris di Indonesia karena akan menjadi ancaman serius bagi keamanan negara dan masyarakat.
Selain itu, kata Zainut, MUI menengarai aksi terorisme di Indonesia masih memiliki akar yang kuat dengan jaringan terorisme Internasional.
"MUI meminta kepada aparat keamanan untuk segera menangkap dalang aksi teror tersebut dan membasmi sampai ke akar-akarnya," kata dia.