Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPAI: Berbahaya jika Doktrin Terorisme Masuk ke Keluarga

Kompas.com - 14/05/2018, 10:27 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengeboman di tiga gereja di Surabaya pada Minggu (13/5/2018) memberikan fakta yang mengejutkan. Selain para pelaku merupakan satu keluarga, empat di antaranya adalah anak-anak.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengecam keras tindakan melibatkan anak dalam aksi terorisme semacam itu.

Ketua KPAI Susanto mengungkapkan, berkaca dari kasus ini, perlu diperhatikan pula potensi indoktrinasi terorisme kepada anak. Namun, dia mengakui, akan sulit dicegah apabila pelaku indoktrinasi kepada anak adalah orangtua sendiri.

"Jika pelaku indoktrinasi orangtuanya sendiri, tentu tidak mudah untuk mencegahnya," ujar Susanto ketika dihubungi Kompas.com, Senin (14/5/2018).

Baca juga: KPAI Kecam Pengeboman di Surabaya yang Melibatkan Anak

Susanto menyebut, risiko indoktrinasi radikalisme cenderung bisa dibatasi dan dicegah apabila pelaku adalah pihak lain yang bukan orangtuanya.

Menurut dia, sangat berbahaya apabila ideologi terorisme memasuki ruang-ruang keluarga.

"Karena lingkungan dan guru di sekolah sulit mengontrol pemahaman ideologi anak," tutur Susanto.

Ia mengungkapkan, bisa jadi saat di sekolah, anak mengikuti ideologi mainstream yang diajarkan di sekolah maupun lingkungan. Akan tetapi, kemudian di rumah bisa jadi anak mengikuti ideologi yang menjadi prinsip hidupnya atas indoktrinasi dari orangtua.

Baca juga: Hadiri Rakornas Desa, Jokowi Ajak Hadirin Berdoa untuk Korban Bom Surabaya

Sebagai informasi, terduga pelaku pengeboman di Surabaya adalah satu keluarga, dikepalai Dita Oepriarto (47). Terduga pelaku adalah warga Wisma Indah, Jalan Wonorejo Asri 11 Blok K/22, Surabaya.

Istri Dita yang ikut aksi bom bunuh diri adalah Puji Kuswanti (43). Ada pula keempat anaknya yang terlibat dalam pengeboman tersebut, yakni Yusuf Fadhil (18), Firman Halim (16), Fadhila Sari (12), dan Famela Rizqita (9).

Kompas TV Presiden Joko Widodo geram dengan aksi terorisme di Surabaya karena di luar batas kemanusiaan, menimbulkan korban anak-anak yang tidak berdosa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama Seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama Seperti Anies Kemarin

Nasional
Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Nasional
Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Nasional
Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Nasional
Wapres Sebut Target Penurunan 'Stunting' Akan Dievaluasi

Wapres Sebut Target Penurunan "Stunting" Akan Dievaluasi

Nasional
Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Nasional
Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Nasional
Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Nasional
Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Nasional
Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Nasional
Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Nasional
Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Nasional
Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com