Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBNU: Intelijen Kita Sangat Lemah

Kompas.com - 13/05/2018, 22:04 WIB
Kristian Erdianto,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Helmy Faishal Zaini menilai, serangkaian aksi terorisme yang terjadi belakangan ini menunjukkan bahwa kinerja intelijen pemerintah sangat lemah.

Hal itu terlihat dari serangkain aksi terorisme yang terjadi beberapa waktu belakangan ini. Sejak peristiwa bom di Thamrin, penyanderaan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, dan ledakan bom di tiga gereja di Surabaya pada Minggu (13/5/2018) pagi.

"Kita lihat misalnya dari peristiwa di Thamrin, Mako Brimob, kemudian di Surabaya. Ini menunjukkan intelijen kita bukan hanya kecolongan, tapi ini sangat lemah sekali," ujar Helmy saat menggelar konferensi pers dia kantor PBNU, Kramat Raya, Jakarta Pusat, Minggu (13/5/2018).

Baca juga: Paus Fransiskus Doakan Korban Tragedi Ledakan Bom di Surabaya

Menurut Helmy, pemerintah harus memperkuat sistem pencegahan agar kasus serupa tidak terulang kembali.

Ia juga menyatakan mendukung aparat keamanan mengusut tuntas jaringan kelompok pelaku teror bom bunuh diri di Surabaya.

"Kami juga menuntut aparat keamanan, karena kejadian ini terus berulang," kata Helmy.

Baca juga: Pelaku Bom Bunuh Diri di Surabaya Diduga Berasal dari Satu Keluarga

Selain itu, lanjut Helmy, PBNU bersama sejumlah tokoh lintas agama sepakay untuk mendirikan posko-posko kemanusiaan di berbagai tempat.

Posko tersebut berfungsi untuk menghimpun berbagai informasi yang dapat digunakan oleh kepolisian.

"Kami sepakat untuk membentuk posko-posko kemanusiaan di mana kami akan menghimpun berbagai informasi yang ada di masyarakat untuk kemudian kami perbantukan kepada pemerintah agar pengawasan di tingkat pusat maupun daerah terjaga dengan baik," ucapnya.

Kompas TV Kegeraman Presiden Joko Widodo diungkapkan dengan tegas bahwa aprat negara tidak akan pernah membiarkan tindakan pengecut seperti terorisme.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

Nasional
Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Nasional
Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Nasional
Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Nasional
Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Nasional
Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Nasional
Wapres Sebut Target Penurunan 'Stunting' Akan Dievaluasi

Wapres Sebut Target Penurunan "Stunting" Akan Dievaluasi

Nasional
Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Nasional
Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Nasional
Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Nasional
Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com