JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Kepala Polri Komjen Syafruddin meyakini, saat ini sudah tidak ada lagi polisi yang melakukan pungutan liar terhadap truk.
Sebab, polisi saat ini sudah mendapatkan remunerasi yang cukup besar.
"Mereka (polisi) juga jijik lah mau pungli-pungli yang Rp 5.0000 - Rp 10.000 sekarang. Remunerasi besar sekarang, polisi itu. Lebih dari gajinya," kata Syafruddin di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (8/5/2018).
Baca juga: Sopir Truk Mengeluh Banyak Pungli, Presiden Jokowi Perintahkan Sikat Semuanya
Syafruddin menanggapi keluhan yang disampaikan para sopir truk kepada Jokowi. Para sopir truk mengeluhkan banyaknya pungutan liar dari preman.
Selain itu, ada juga sopir truk yang diperas oleh oknum polisi dan dinas perhubungan karena kelebihan muatan.
Padahal, sopir truk merasa tidak ada aturan yang jelas soal batas maksimal muatan yang bisa diangkut.
Syafruddin yang ikut pertemuan Jokowi dan sopir truk memastikan kepolisian akan memperketat patroli di area yang rawan premanisme.
Ia menegaskan polisi tak akan tinggal diam terhadap preman yang kerap memalak sopir truk.
Baca juga: Sopir Truk Mengeluh Banyak Pungli, Jokowi Kaget
Namun, terkait dengan adanya oknum polisi yang ikut melakukan pungli dan meminta uang ke sopir truk, Syafruddin meragukannya.
"Polisi zaman dulu, 20 tahun yang lalu, dengan polisi zaman sekarang, itu beda itu. Itu remunerasinya polisi sudah cukup banyak, cukup besar," kata dia.
Syafruddin pun memastikan akan menindak tegas apabila ada polisi yang kedapatan melakukan pungli.
Ia meminta para sopir untuk merekam apabila ada polisi yang memalak mereka.
"Kalau toh ada satu dua oknum yang gila, kita akan pecat," kata Syafruddin.