Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Monopoli Insentif Elektoral Jokowi dan "Warning" untuk Partai Pendukungnya

Kompas.com - 05/05/2018, 06:45 WIB
Yoga Sukmana,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemilihan Presiden (Pilpres) memang masih setahun lagi, namun peta elektoral tokoh-tokoh yang diprediksi akan bertarung di dalamnya sudah sangat nampak.

Presiden Joko Widodo masih menjadi nama teratas dalam berbagai survei. Suatu hal lumrah karena politisi PDI Perjuangan sekaligus mantan Gubernur DKI Jakarta itu adalah petahana.

Penantang terkuat Presiden Jokowi adalah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Kebetulan, Prabowo adalah lawan Jokowi di Pemilihan Presiden 2014 lalu.

Baca juga: Survei Indikator: Elektabilitas Jokowi 60,6 Persen, Prabowo 29 Persen

Namun, yang masih menjadi pertanyaan adalah apakah kenaikan elektoral Jokowi berdampak terhadap partai-partai pendukungnya atau partai pendukung pemerintah.

 

Elektabilitas dan Kepuasan

Berdasarkan survei nasional Indikator Politik Indonesia (Indikator) pada 25 Maret - 31 Maret 2018, 60,6 persen responden memilih Jokowi, naik dari September 2017 yang sebesar 58,9 persen.

Kenaikan elektablitas Jokowi juga terlihat di survei-survei lainnya. Di survei Litbang Kompas pada 21 Maret-1 April 2018 misalnya, elektabilitas Jokowi mencapai 55,9 persen, naik dari enam bulan sebelumnya yang masih 46,3 persen.

Sementara itu, berdasarkan survei Poltracking pada 27 Januari - 3 Februari 2018, elektabiliotas Jokowi sebesar 57,6 persen, juga naik dari survei lembaga yang sama pada November 2017 yang sebesar 53,2 persen.

Baca juga: Survei Indikator: Kepuasan dan Keyakinan kepada Jokowi Lebih dari 70 Persen

Dari hasil tiga lembaga survei tersebut, kenaikan elektabilitas Jokowi dari tahun lalu ada dikisaran 1,7 persen - 9,6 persen.

Kenaikan elektabilitas tersebut sejalan dengan tingkat kepuasan kepada Presiden Jokowi atau pemerintah.

Survei Indikator juga menangkap sebanyak 71,3 persen menyatakan puas, sementara 27,3 persen tidak puas. Sisanya 1,5 persen tidak menjawab.

Di survei yang sama, 72,5 persen responden merasa yakin atas kemampuan kepemimpinan Jokowi. Adapun 20,9 menyatakan tidak yakin dan sebanyak 6,6 persen tidak menjawab.

Baca juga: Politisi Golkar Sebut Jokowi Belum Tingkatkan Elektabilitas Partai

Presiden Joko Widodo (kedua kiri), Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri (kedua kanan), Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan yang juga kader PDI-P Puan Maharani (kiri) dan Panitia Pengarah Rakernas PDI-P Prananda Prabowo, bersama para kader PDIP lainnya mengacungkan simbol metal dengan ketiga jarinya seusai pembukaan Rakernas III PDI-P di Sanur, Bali, Jumat (23/2/2018). Dalam rakernas tersebut telah diputuskan untuk mencalonkan kembali Joko Widodo sebagai calon presiden 2019-2024.POOL/DOK. PDI-P Presiden Joko Widodo (kedua kiri), Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri (kedua kanan), Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan yang juga kader PDI-P Puan Maharani (kiri) dan Panitia Pengarah Rakernas PDI-P Prananda Prabowo, bersama para kader PDIP lainnya mengacungkan simbol metal dengan ketiga jarinya seusai pembukaan Rakernas III PDI-P di Sanur, Bali, Jumat (23/2/2018). Dalam rakernas tersebut telah diputuskan untuk mencalonkan kembali Joko Widodo sebagai calon presiden 2019-2024.

Sementara itu di survei Litbang Kompas, kepuasan kepada Pemerintahan Jokowi mencapai 72,2 persen. Angka ini naik 9,1 persen dari survei setahun lalu.

Adapun survei Poltracking, kepuasan kepada Pemerintahan Jokowi mencapai 68,9 persen, naik dari November 2017 yang hanya 67,9 persen.

 

Insentif Elektoral

Meski elektabilitas dan kepuasan publik kepada Jokowi terus naik, namun tak banyak partai politik yang menikmati insentifnya. Survei Indikator menangkap hal tersebut.

PDI-P menjadi partai yang keciptaran citra dari kenaikan elektabilitas Jokowi dan kepuasan kepada pemerintahan Jokowi.

Baca juga: Survei Kompas: Elektabilitas PDI-P, Gerindra, dan Golkar Teratas

 

Sebanyak 58 persen responden menilai PDI-P sebagai partai yang paling loyal, setia, atau berkomitmen kuat mendukung Jokowi. Padahal meski partai asal Jokowi, PDI-P tak selalu mendukung pemerintah Jokowi.

Halaman:


Terkini Lainnya

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Prabowo Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Prabowo Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Nasional
Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Nasional
CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com