JAKARTA, KOMPAS.com - Dokter Rumah Sakit Medika Permata Hijau Bimanesh Sutarjo meyakinkan majelis hakim bahwa kecelakaan yang dialami Setya Novanto murni direkayasa.
Bimanesh mengatakan, kesimpulan itu didapatkan setelah ia memeriksa kondisi Novanto seusai kecelakaan pada 16 November 2017 lalu.
Hal itu dikatakan Bimanesh saat memberikan tanggapan sebagai terdakwa di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Jumat (4/5/2018). Bimanesh menanggapi keterangan yang disampaikan Fredrich Yunadi.
Baca juga : Menurut Fredrich, Dokter Bimanesh yang Pertama Minta Resume Medis Novanto
"Tidak mungkin kecelakaan ini terjadi bukan direkayasa. Saya periksa pasien, itu keadaan pasien, fisik cideranya tidak sesuai dengan sebuah kecelakaan," ujar Bimanesh.
Menurut Bimanesh, saat memeriksa keadaan Novanto, dia mendapati bahwa Ketua DPR RI tersebut hanya mengalami luka lecet kecil. Luka sekecil itu tak sesuai dengan keterangan bahwa Novanto baru saja mengalami kecelakaan.
Apalagi, menurut Bimanesh, jika dibandingkan dengan kondisi kerusakan mobil yang ditumpangi Novanto.
"Saya sudah lihat kejanggalan ketika malam hari saya melihat pasien," kata Bimanesh.
Dalam kasus ini, Bimanesh didakwa bersama-sama dengan Fredrich Yunadi telah melakukan rekayasa agar Setya Novanto dirawat di Rumah Sakit Medika Permata Hijau. Hal itu dalam rangka menghindari pemeriksaan oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Saat itu, Novanto merupakan tersangka dalam kasus korupsi pengadaan Kartu Tanda Penduduk berbasis elektronik (e-KTP).
Sebelumnya, pengacara Bimanesh, Wirawan Adnan menuturkan, dalam kasus ini kliennya merasa dijebak oleh Fredrich.
Baca juga : Pengacara: Dokter Bimanesh Merasa Dijebak Fredrich Yunadi
Adnan menilai kliennya tidak dapat dikatakan secara bersama-sama Fredrich menghalangi penyidikan yang dilakukan KPK terhadap Novanto. Sebab, salah satu unsur perbuatan itu adalah adanya kesengajaan.
"Karena unsur sengaja itu berarti dia harus tahu rencana Fredrich apa, rencana kaitan dengan Setya Novanto apa. Tapi ini kan dia tidak tahu. Justru diungkapkan bahwa ada skenario," kata Adnan.