Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P: Jangan Jadi Cawapres Jokowi kalau Keliling Indonesia Saja Belum

Kompas.com - 04/05/2018, 16:05 WIB
Yoga Sukmana,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P)  masih mencari sosok yang dinilai tepat untuk mendampingi Presiden Joko Widodo di Pilpres 2019.

Namun, Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa partainya ingin agar kelak pendamping Jokowi adalah sosok yang merakyat.

"Jangan tiba-tiba jadi calon wakil presiden kalau keliling Indonesia saja belum pernah sehingga mengetahui ke Indonesiaan kita," ujarnya di Jakarta, Jumat (4/5/201

Menurut dia, munculnya nama-nama cawapres di publik merupakan hal yang positif. Sebab dengan begitu, kata dia, rakyat bisa melihat kelayakan sosok-sosok menjadi cawapres Jokowi di Pilpres 2019.

Baca juga : Survei Kompas: JK dan Prabowo Teratas Jadi Cawapres Jokowi

Meski begitu, Hasto mengatakan bahwa sudah seharusnya pemimpin itu turun ke bawah, memahami masalah rakyat, dan punya solusi atas permasalahan tersebut.

"Pemimpin itu bukan hasil lobi-lobi, pemimpin itu bergerak, merespons persoalan rakyat dan memberikan solusi," kata dia.

Saat ditanya perkembangan terkini terkait nama cawapres Jokowi di internal PDI-P, Hasto tak mau membahasnya. Menurutnya akan ada waktu untuk menjawab soal nama cawapres tersebut.

Berdasarkan survei nasional Indikator Politik Indonesia (Indikator), politisi Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi yang teratas sebagai calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Presiden Jokowi di Pilpres 2019 dengan 16,3 persen.

Baca juga : Di Posisi Teratas Cawapres Jokowi, JK Bilang Ingin Istirahat

Meski AHY ada di posisi teratas, namun ia tak sendirian. Tepat di bawahnya muncul nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Dalam survei Indikator, 13 persen responden memilih Anies untuk menjadi Cawapres Jokowi.

Dengan margin of error plus minus 2,9 persen, maka AHY tidak unggul jauh.

Sementara itu, nama lain yang muncul yakni mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo 7 persen, Menteri Keuangan Sri Mulyani 6,1 persen, dan Mahfud MD 5 persen. Sementara itu sisanya mendapatkan persentase di bawah 5 persen.

Survei nasional Indikator Politik Indonesia (Indikator) dilakukan dengan wawancara tatap muka kepada 1.200 responden pada 25 Maret - 31 Maret 2018.

Populasi survei yakni warga Indonesia yang punya hak pilih, berusia di atas 17 tahun atau sudah menikah.

Sementara itu, tingkat kepercayaan survei ini 95 persen dengan margin of error plus minus 2,9 persen.

Kompas TV Di tengah panasnya bursa cawapres untuk Joko Widodo nama Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti ikut mencuat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Persiapkan Leaders’ Retreat, Menlu Singapura Temui Menko Airlangga Bahas Kerja Sama dan Isu Strategis

Persiapkan Leaders’ Retreat, Menlu Singapura Temui Menko Airlangga Bahas Kerja Sama dan Isu Strategis

Nasional
Pesan Terakhir Pria yang Ditemukan Tewas di Kontrakan Depok, Minta Jasadnya Dikremasi

Pesan Terakhir Pria yang Ditemukan Tewas di Kontrakan Depok, Minta Jasadnya Dikremasi

Nasional
Profil Mooryati Soedibyo: Mantan Wakil Ketua MPR dan Pendiri Mustika Ratu yang Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Profil Mooryati Soedibyo: Mantan Wakil Ketua MPR dan Pendiri Mustika Ratu yang Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Nasional
Pendiri Mustika Ratu, Mooryati Soedibyo, Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Pendiri Mustika Ratu, Mooryati Soedibyo, Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Nasional
Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada, KPU Siap Sempurnakan Sesuai Saran MK

Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada, KPU Siap Sempurnakan Sesuai Saran MK

Nasional
Bongkar Pemerasan SYL, Jaksa KPK Bakal Hadirkan Sespri Sekjen Kementan di Pengadilan

Bongkar Pemerasan SYL, Jaksa KPK Bakal Hadirkan Sespri Sekjen Kementan di Pengadilan

Nasional
MK Minta Sirekap Dikembangkan Lembaga Mandiri, KPU Singgung Kemandirian Penyelenggara Pemilu

MK Minta Sirekap Dikembangkan Lembaga Mandiri, KPU Singgung Kemandirian Penyelenggara Pemilu

Nasional
Pelajaran Berharga Polemik Politisasi Bansos dari Sidang MK

Pelajaran Berharga Polemik Politisasi Bansos dari Sidang MK

Nasional
Prabowo-Gibran Akan Pidato Usai Ditetapkan KPU Hari Ini

Prabowo-Gibran Akan Pidato Usai Ditetapkan KPU Hari Ini

Nasional
Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Nasional
Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | 'Dissenting Opinion' Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | "Dissenting Opinion" Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

Nasional
Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com