JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla meyakini Indonesia akan menjadi negara maju. Namun menurut Kalla, ada syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai hal itu.
"Insya Allah Indonesia juga akan jadi negara besar dengan inovasi dan kreativitas generasi muda dan wanita," ujarnya saat memberikan sambutan dalam acara Peringatan Hari Kekayaan Intelektual Sedunia di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (26/4/2018).
(Baca juga: Kekayaan Intelektual di Tangan Anak-anak Zaman Now)
Menurut Kalla, generasi muda adalah tulang punggung kemajuan suatu bangsa. Sebab generasi muda memiliki kemampuan berinovasi dan berkreativitas untuk mengembangkan ekonomi bangsanya.
Pemerintah, tutur dia, memiliki kewajiban untuk menjaga semangat anak-anak muda berinovasi dan beraktivitas. Caranya yakni dengan mengakui hasil inovasi atau kreativitas tersebut termasuk memberikan hak kekayaan intelektual (HAKI) atau paten.
Dengan diakuinya produk inovasi dan kreativitas, maka akan banyak manfaat yang diterima oleh suatu bangsa.
"Samsung, Apple dibikin di Indonesia, dibikin di Vietnam, dibikin di Cina, tetapi yang paling menikmatinya negara dimana teknologi itu diciptakan," kata dia.
(Baca juga: Menkumham Buka Pameran Hari Kekayaan Intelektual Sedunia di Monas)
Menurut Kalla, salah satu indikasi kemajuan suatu bangsa selalu terkorelasi dengan banyaknya paten yang didaftarkan oleh masyarakatnya. Paten itu diperoleh atas hasil inovasi dan kreativitas.
Sayangnya kata dia, paten yang sudah didaftarkan oleh Indonesia tak sebanding dengan negara lain yang penduduknya lebih sedikit. Oleh karena itulah ia menilai menjaga kekayaan intelektual dengan mendaftarkannya menjadi hal yang penting.
"Karena itulah upaya menjaga kekayaan intelektual ini agar tetap ada semangat berinovasi," ucap Wapres.