JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengaku punya banyak cerita yang membekas tentang Kompas.
Hal ini ia ungkapkan saat meresmikan rumah baru Kompas, Menara Kompas.
"Mungkin sudah 30-an tahun yang lalu kalau ada diskusi ekonomi dan saya selalu diminta mewakili Indonesia timur," ujar Kalla di Menara Kompas, Jakarta, Kamis (26/4/2018).
Kalla ingat betul bagaimana ia kerap berbeda pendapat dengan beberapa pihak dalam perdebatan itu. Misalnya, saat berdebat terkait dengan krisis ekonomi 1998.
Saat itu, Kalla sampai berdebat dengan rekannya sesama pengusaha, Sofyan Wanandi. Kini, Sofyan Wanandi menjadi bagian dari tim ahli di Kantor Wakil Presiden.
(Baca juga : Wapres Jusuf Kalla Resmikan Menara Kompas, Rumah Baru Kompas)
Tak hanya kerap diundang dalam diskusi, Kalla juga punya pengalaman menulis di Kompas. Hal ini sangat membekas dibenaknya karena ia selalu merasa bahagia bila tulisanya tayang.
"Bahagia juga kita kerena pikiran-pikiran itu bisa menjadi bagian (di Kompas)," kata dia.
Pengalamannya tak berhenti di situ. Kalla bahkan pernah menjadi host atau pemandu acara talk show di Kompas TV yang bertajuk "Jalan Keluar".
Baginya, pengalaman menjadi host sangat berbekas. Sebab, ia berseloroh, saat itu ia sedang menjadi pengangguran setelah tak menjadi Wapres.
"Ya, juga waktu itu lagi nganggur kan. Habis Wapres enggak ada kerjaan jadi nganggur enggak ada kerjaan. Ya, honornya itu kita terima aja kan," ucap politisi senior Partai Golkar itu yang membuat gelak tawa.
(Baca juga : Wapres Berharap Kompas Tetap Jaga Objektivitas dan Independensi)
Dari pengalamanya bercengkrama itu, Kalla memberikan pujian untuk Kompas. Baginya, Kompas adalah media yang begitu sadar pajak.
Sebab, ucap Kalla, Kompas tak pernah lupa memotong honornya untuk bayar pajak.
Pernyataanya itu sontak kembali membuat orang-orang yang hadir dalam acara peresmian Menara Kompas tergelitik.
Di luar itu, Wapres punya harapan besar kepada Kompas. Di tengah era banjir informasi saat ini, Kompas diharapkan tetap bisa menjaga objektivitas dan independensinya.
Selain itu, Kalla juga berharap agar Kompas tetap menjadi media yang selalu mempererat persatuan tidak membentur-benturkan, dan tetap menyuguhkan berita yang memberikan optimisme untuk bangsa.
Dalam peresmian Menara Kompas, hadir Megawati Soekarnoputri, putri Soekarno yang memberi nama "Kompas".
Selain itu, Gubenur DKI Jakarta Anies Baswedan, jajaran menteri, yakni Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga, dan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo.
Hadir pula Wakil Kepala Polri Komjen Pol Syafruddin, Pimpinan Redaksi harian Kompas Budiman Tanuredjo, Pimpinan Redaksi Kompas TV Rosianna Silalahi, dan Pimpinan Redaksi Kompas.com Wisnu Nugroho.
Seusai peresmian, JK, Megawati dan rombongan menyempatkan melihat ruang kerja Kompas, Kompas.com dan Kompas TV di lantai 5 dan 6 Menara Kompas.