Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awasi Potensi Korupsi di Daerah, KPK Akan Bentuk Korwil

Kompas.com - 26/04/2018, 13:34 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan membentuk koordinator wilayah (korwil) untuk memperkuat pencegahan dan pengawasan potensi korupsi di daerah-daerah.

Wakil Ketua KPK Saut Situmorang mengatakan, korwil ini bertugas memantau berbagai celah yang rawan dijadikan lahan korupsi.

"Ke depannya, KPK akan ada korwil yang akan memantau daerah-daerah, dan pintu-pintu yang rawan memicu korupsi," ujar Saut dalam keterangan resminya, Kamis (26/4/2018).

Baca juga : Pencegahan Korupsi Dianggap Lebih Efektif Jika Kementerian dan Lembaga Berkolaborasi

Oleh karena itu, Saut mengingatkan seluruh calon kepala daerah untuk berhati-hati dalam menjalankan roda pemerintahan.

Ia berharap, para calon kepala daerah terpilih menjauhi berbagai konflik kepentingan yang mengarah pada kejahatan korupsi.

"Para calon kepala daerah ini ke depannya akan menyusun APBD, kalau ada yang ngeyel-ngeyel dan tarik-menarik segera lapor ke KPK," ujar dia.

Saut juga mengingatkan, masyarakat di daerah sudah mulai berani melakukan pengawasan terhadap kinerja pemerintah daerah. Selain itu, masyarakat juga lebih jeli dalam menentukan pilihannya.

Baca juga : KPK Perluas Upaya Pencegahan Korupsi ke 10 Provinsi

Dengan demikian, para calon kepala daerah perlu memupuk integritasnya dengan nilai-nilai kejujuran, kepedulian, kemandirian, tanggung jawab, kesederhanaan hingga keadilan.

"Checks and balances kami harapkan jalan. KPK menyarankan agar pilkada bisa dilaksanakan dengan gembira. Rakyat kita mempunyai hati nurani, pasti tahu mana yang benar-benar berkualitas dan layak memimpin," kata Saut.

Menurut Saut, penguatan pencegahan korupsi di daerah berperan penting dalam meningkatkan Indeks Persepsi Korupsi (IPK) di Indonesia. 

Ia menyebutkan, pada tahun 2017, IPK di Indonesia masih stagnan di angka 37. Angka itu menempatkan Indonesia di posisi 96 dari 168 negara.

Baca juga : KPK Sambut Positif Komite Pencegahan Korupsi DKI Jakarta, tetapi...

"Kami di KPK merasakan perubahan sangat lambat, OTT nambah, case building nambah. Namun, KPK juga menekankan bagaimana agar pencegahan bisa menekan tindak korupsi," kata Saut.

KPK juga berharap pelaksanaan pilkada kali ini berlangsung secara jujur, adil dan profesional sehingga menghasilkan kepala daerah yang berintegritas.

Kompas TV Pemprov DKI Jakarta kini memiliki komite pencegahan korupsi yang bertugas menciptakan tata kelola pemerintahan yang bersih.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com