JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo meyakini Indonesia akan menjadi negara nomor satu di Asia.
Sebab, Indonesia memiliki modal untuk menjadi bangsa besar, salah satunya modal geografis.
“Transportasi darat mahal, lebih hemat lewat laut. Perairan Indonesia kerap dilintasi kapal hingga 84.000 kapal pertahun,” kata Gatot Nurmantyo saat menjadi pembicara dalam acara Urun Rembug Kebangsaan di Auditorium Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Jakarta, Rabu (25/8/2018).
(Baca juga: Saat Jaya Suprana Memuji Gatot Nurmantyo...)
Ia mengatakan, begitu banyak kapal lewat Indonesia, tetapi tidak memberikan manfaat nyata kepada masyarakat.
Menurutnya, banyaknya kapal yang lewat perairan Indonesia bisa diberdayakan sehingga memberi keuntungan.
Misalnya, dengan membuka depo pengisian bahan bakar.
Jika hal itu dilakukan, diprediksi pendapatan negara bertambah 16,2 miliar dollar AS per tahun.
“Lu lewat laut gua masak belinya di negara lain please dong mampir beli bahan bakar, saya yang mengamankan, sepanjang dua tahun tidak ada perompakan di Selat Malaka aman-aman saja,” katanya.
(Baca juga: Gatot Nurmantyo Optimistis Indonesia Masuk Lima Besar Ekonomi Terkuat)
“Lu lewat laut gua, terus pulang kosong, biar saja tetapi kita berdiplomasi apa yang kita perlukan buat kesepakatan untuk diangkut ekspor ke Tiongkok, kita ekspor ke negara lain yang memerlukan buat tempat-tempat industri,” lanjutnya.
Apabila ini dilakukan, ucap dia, sangat lumayan hasilnya dan logis bisa terjadi.
Ideologi Pancasila
Selain itu, kata Gatot Nurmantyo, sangat beruntung Indonesia memiliki ideologi Pancasila.
“Kita mengakui Ketuhanan yang Maha Esa, beragam etnik, ribuan rakyat Indonesia semua beragama ini modal penting bisa dibandingkan dengan Eropa,” tuturnya.
(Baca juga: Dapat Dukungan, Gatot Nurmantyo Bangga karena Tidak Kenal Para Relawan)
Lebih lanjut, kata dia, kita punya modal Pancasila sila kedua yang sangat menjunjung hak asasi manusia, memperlakukan manusia secara adil dan beradab.
Kemudian, menurut dia, cara berenegara pun persatuan Indonesia, karena Kerajaan-kerajaan dulu kini menyatu sebagai negara Indonesia.
Apalagi, ucap dia, cara berdemokrasi bangsa Indonesia yang menghormati dan memperlakukan orang lain tanpa menyinggung. Hingga cara pengambilan musyawarah bukan melalui voting.
(Baca juga: Gatot Nurmantyo Anggap Ramalan Ghost Fleet soal Keruntuhan Indonesia Bisa Dipatahkan)
Ia menyatakan kalau keempatnya dilakukan dengan konsisten dan benar, Bangsa Indonesia bisa menjadi negara nomer 1 di Asia.