JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo mengatakan, persaingan global bisa mematikan suatu bangsa jika bangsa tersebut tidak kuat.
Ia kemudian mengungkit novel "Ghost Fleet" karya Peter Warren Singer yang meramalkan Indonesia akan bubar tahun 2030.
"Ramalan" tersebut sempat memicu polemik saat dilontarkan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
(Baca juga: Presiden: 2030, RI Masuk 10 Besar Negara dengan Perekonomian Terkuat)
Gatot mengatakan, prediksi bubarnya Indonesia itu harus diwaspadai oleh masyarakat.
"Saya tidak menakut-nakuti, tapi ini yang harus benar-benar kita tanamkan. Kita tidak boleh santai. Kita harus optimis," ujar Gatot di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Rabu (25/4/1018).
Gatot mengatakan, bukan tak mungkin Indonesia menjadi sasaran negara lain untuk dikuasai. Sebab, Indonesia memiliki keindahan yang tak terelakkan.
Ia mengibaratkan Indonesia sebagai gadis elok yang ingin diperebutkan semua orang. Jika pertahanan di dalam tidak kuat, maka Indonesia bisa dikuasai kekuatan dari luar.
Namun, kata Gatot, bukan berarti bangsa Indonesia harus pasrah dengan prediksi dari karya fiktif tersebut.
(Baca juga: Pertemuan Luhut-Prabowo Bahas Sawit, Indonesia 2030, dan Pilpres)
Apalagi, ada prediksi bahwa pada 2050, GDP Indonesia menempati peringkat empat di dunia.
"Makanya kita jangan tidur. Kita harus berbuat sesuatu supaya ini terwujud. Lebih cepat kalau perlu," kata Gatot.
"Kita harus optimis bahwa Indonesia bisa lima besar ekonomi terbesar," lanjut dia.
Punya Modal Besar
Gatot mengatakan, Indonesia memiliki modal untuk menjadi bangsa besar.
Selain kekuatan ekonomi dengan pertumbuhan lebih dari 5 persen pertahun, Indonesia juga memiliki modal geografis.
Perairan Indonesia kerap dilintasi kapal hingga 84.000 kapal pertahun.
(Baca juga: Presiden Jokowi: Jangan Bicara Pesimis 2030 Bubar!)
Menurut Gatot, hal tersebut bisa dimanfaatkan dengan membuka depo pengisian bahan bakar. Jika hal itu dilakukan, diprediksi pendapatan negara bertambah 16,2 miliar dollar AS pertahun.
Selain itu, Indonesia memiliki jumlah penduduk terbesar keempat di dunia. Diprediksi, pada 2020-2030, jumlah penduduk usia produktifnya sekitar 160-180 juta atau 69 persen dari keseluruhan penduduk.
Karena sebagian besar penduduk berada di usia produktif, maka angka pertumbuhan ekonominya bisa terus digenjot.
"Ini makanya saya yakin Indonesia bisa ada di lima besar," kata Gatot.
Selain itu, kata Gatot, Indonesia memiliki ideologi Pancasila yang mengakar.
Ia membandingkan dengan negara lain yang belum tentu bisa sekuat Indonesia dari sisi ideologi.
(Baca juga: Wacana Indonesia Bubar pada 2030 dan Ancaman Polarisasi di Masyarakat)
Pancasila, kata dia, menjunjung tinggi hak asasi manusia dan toleransi. Setiap agama diajarkan untuk berbuat kebaikan.
Dari sisi keamanan, Gatot menjamin bahwa pertahanan Indonesia sangat kuat.
Ia mengambil contoh saat muncul konflik saat Pilkada. Meski ada gesekan di masyarakat, namun tidak sampai membuat ricuh.
"Kalau Indonesia terpecah, itu kan katanya-katanya. Pemilu katanya begini, begini, aman kok," kata Gatot.