Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gatot Nurmantyo: Indonesia Bisa Maju Asal Jangan "Eker-ekeran"

Kompas.com - 25/04/2018, 16:45 WIB
Reza Jurnaliston,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA,KOMPAS.com - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menilai Negara Indonesia memiliki kekayaan menjadi negara besar. Asalkan, masyarakat Indonesia harus optimis tidak santai.

“Kita bersatu tidak eker-ekeran (saling bertengkar),bisa (maju). Bung Karno pernah mengingatkan suatu saat nanti negara-negara dunia akan iri akan kekayaan indonesia,” kata Gatot Nurmantyo dalam acara Urun Rembug Kebangsaan di Auditorium Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Jakarta, Rabu (25/8/2018).

Ia mengingatkan sekarang ini Indonesia memasuki kompetisi global.

“Prediksi tahun 2050 Pendapatan Domestik Bangsa (PDB) Negara Indonesia nomer 4, tetapi kita jangan tidur, kita harus berbuat lebih cepat kalau perlu,” katanya.

Baca juga : Gatot Nurmantyo: Saat Ini Saya Melihat Terlalu Banyak Campur Tangan Partai

Ia meyakini pertumbuhan penduduk Indonesia menjadi modal. Bonus demografi, kata Gatot, harus dimanfaatkan betul.

“Singapura bingung, Eropa bingung, karena banyak penduduk tuanya,” katanya.

Selanjutnya, akan terjadi juga kelangkaan pangan di Indonesia.

Gatot menyampaikan ketersediaan pangan Indonesia tidak bisa mengimbangi jumlah penduduk.

Baca juga : Pengakuan Gatot Nurmantyo soal Kedekatannya dengan Tomy Winata dan Logistik Pencapresan

Ia juga mengingatkan satu hal mengenai kelangkaan energi yang menyebabkan perang di negara Timur Tengah.

“Berdasarkan penelitian, perang meletus berdasarkan perebutan energi,” tuturnya.

Meski demikian, Gatot yakin Indonesia bisa maju bermodalkan optimisme dan kerja keras. Dia menyebut tingkat optimisme penduduk Indonesia tertinggi nomor dua setelah Tiongkok.

“Kita harus optimis bangkit untuk Indonesia tercinta,” katanya.

Kompas TV Gatot Nurmantyo masuk dalam radar calon presiden alternatif yang diusung oleh Partai Amanat Nasional.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com