"Saya sih pikir awalnya hanya patung Pak Dirman berdiri dengan jubah kebesarannya itu. Tapi ada usul juga bagaimana kalau patung Pak Dirman ini saat sedang berkuda. Nanti dilihat saja bagaimana keputusannya," lanjut dia.
Bandara Jenderal Besar Soedirman terletak di Purbalingga bagian selatan. Bandara itu awalnya adalah Pangkalan Udara TNI AU Wirasaba, namun sesuai instruksi presiden awal 2016, statusnya berubah menjadi bandara yang akan melayani penerbangan sipil.
Nama "Jenderal Besar Soedirman" untuk bandara itu sendiri merupakan usul dari Pemerintah Kabupaten Purbalingga kepada TNI AU. Sebab, Panglima Besar Jenderal Soedirman lahir di Purbalingga.
Saat ini, bandara yang dibangun di atas tanah seluas 115 hektare, sedang dalam tahapan land clearing. Landasan pacu akan diubah dari rerumputan menjadi aspal berstandard bandara internasional.
Bangunan bergaya Joglo sebagai tempat untuk aktivitas administrasi penerbangan juga mulai dibangun.
Rencananya, landas pacu akan dibuat sepanjang 2.500 meter x 30 meter. Tapi, untuk tahap pertama ini, landas pacu akan dibuat sepanjang 1.600 meter x 30 meter. Dengan luas demikian, bandara mampu melayani pesawat jenis ATR-72.
Presiden Joko Widodo yang meninjau pembangunan bandara tersebut, Senin kemarin, yakin bahwa bandara itu akan rampung akhir 2019.
"Kita harapkan, (pembangunan) bandara ini selesai akhir 2019. Insya Allah ini selesai," ujar Presiden.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.