JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKS Mardani Ali Sera menilai, survei Litbang Kompas pada Senin (23/4/2018) belum menggambarkan secara utuh terkait kekuatan elektabilitas para calon. Sebab, pihak oposisi belum memberikan kepastian terkait pasangan capres dan cawapres.
Dikutip dari Kompas pada Senin (23/4/2018), responden yang memilih Jokowi apabila pilpres digelar saat ini mencapai 55,9 persen.
Sementara itu, potensi keterpilihan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto 14,1 persen, turun dari hasil survei enam bulan lalu yang merekam angka 18,2 persen.
"Kondisi saat ini belum dapat dijadikan gambaran kekuatan elektabilitas masing-masing. Khususnya penantang Pak Jokowi karena belum resmi dideklarasikan," kata Mardani dalam pesan singkat, Selasa (24/4/2018) pagi.
Baca juga: Terima Mandat Gerindra, Prabowo Subianto Siap Maju sebagai Capres
Mardani meyakini, elektabilitas Prabowo sebagai calon presiden akan meningkat setelah ditentukannya nama spesifik terkait pendamping Prabowo.
"Saat proses kandidasi sudah dilakukan, akan ada normalisasi. Suara Pak Prabowo dan cawapresnya akan naik," ujarnya.
Mardani sebelumnya pernah berharap Prabowo sesegera mungkin memutuskan cawapres pendampingnya. Menurut Mardani, akan lebih baik jika Prabowo segera memutuskannya karena akan memperjelas strategi yang akan dijalankan nantinya.
"Kalau sebagaimana Pak Sohibul (Iman) bilang, sebenarnya gini, lebih cepat Pak Prabowo memutuskan, katakanlah Pak Prabowo-Sohibul Iman atau Prabowo-Aher (Ahmad Heryawan) atau Prabowo-Anies Matta," ujar Mardani.
Baca juga: Presiden PKS Akan Berjuang agar Kadernya Digandeng Prabowo Subianto
"Atau siapa pun dari sembilan nama, maka itu jauh lebih baik buat kami dan Gerindra. Lebih cepat, lebih baik," lanjutnya.
Survei Litbang Kompas menunjukkan peningkatan elektabilitas Jokowi dan penurunan elektabilitas tokoh lain, seperti Prabowo, disebabkan dua hal.
Pertama, naiknya kepuasan terhadap kinerja pemerintahan Jokowi. Kedua, masih kaburnya kepastian calon penantangnya untuk maju dalam Pemilu 2019.
Survei tatap muka ini dilakukan kepada 1.200 responden secara periodik oleh Litbang Kompas pada 21 Maret-1 April 2018.
Populasi survei warga Indonesia berusia di atas 17 tahun. Reponden dipilih secara acak bertingkat di 32 provinsi Indonesia dan jumlahnya ditentukan secara proporsional.
Tingkat kepercayaan survei ini 95 persen, margin of error plus minus 2,8 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.