JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa Daniel Johan mengatakan, partainya mempertimbangkan semua faktor yang memengaruhi kemenangan calon presiden pada Pemilu Presiden atau Pilpres 2019.
Salah satu pertimbangan adalah peningkatan elektabilitas Presiden Joko Widodo berdasarkan survei Litbang Kompas. Enam bulan yang lalu, survei Litbang Kompas menyatakan bahwa elektabilitas Jokowi 46,3 persen. Saat ini elektabilitasnya menjadi 55,9 persen.
"Semua perkembangan tentu menjadi pertimbangan," kata Daniel melalui pesan singkat, Senin (23/4/2018).
Pertimbangan tersebut, menurut Daniel, nantinya akan dibawa ke Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspimnas) PKB Juni mendatang.
(Baca juga: Jokowi: Enggak Usah Direcoki Masalah Elektabilitas)
Ia menambahkan, jika nantinya Jokowi memilih Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai calon wakil presiden, partainya akan langsung menyatakan dukungan.
"Tapi, kalau duet Jokowi-Cak Imin (Muhaimin) direstui bisa langsung kayaknya karena amanahnya itu," ujar Daniel.
Survei Litbang Kompas menunjukkan elektabilitas Presiden Joko Widodo mengalami kenaikan. Sementara elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang menjadi penantang terkuat petahana justru mengalami penurunan.
Dikutip dari Kompas, Senin (23/4/2018), responden yang memilih Jokowi apabila pilpres digelar saat ini mencapai 55,9 persen. Angka itu meningkat dibandingkan dengan enam bulan sebelumnya, yakni elektabilitas Jokowi masih 46,3 persen.
Sementara itu, potensi keterpilihan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto 14,1 persen. Angka ini turun dari hasil survei enam bulan lalu yang merekam angka 18,2 persen.
(Baca juga: Fadli Zon: Tingkat Kepuasan Masyarakat Saat Ini Tak Menentukan Keterpilihan Jokowi)
Survei ini dilakukan pada 21 Maret-1 April 2018 sebelum Prabowo menyatakan kesiapannya maju sebagai calon presiden di Rakornas Partai Gerindra, 11 April lalu.
Kenaikan elektabilitas Jokowi dan turunnya potensi keterpilihan tokoh-tokoh penantangnya bisa dijelaskan dari dua sisi.
Pertama, naiknya kepuasan terhadap kinerja pemerintahan Jokowi. Kedua, masih kaburnya kepastian calon penantangnya untuk maju dalam Pemilu 2019.
Survei tatap muka ini dilakukan kepada 1.200 responden secara periodik oleh Litbang Kompas pada 21 Maret-1 April 2018.
Populasi survei warga Indonesia berusia di atas 17 tahun. Reponden dipilih secara acak bertingkat di 32 provinsi Indonesia dan jumlahnya ditentukan secara proporsional.
Tingkat kepercayaan survei ini 95 persen, margin of error plus minus 2,8 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.