Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semangat Kartini, Inspirasi Menekan Buta Huruf

Kompas.com - 22/04/2018, 17:54 WIB
Yoga Sukmana,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ia bukan Malahayati, perempuan heroik asal Aceh yang memimpin 2.000 orang pasukan menumpas kapal-kapal Belanda. Ia bahkan tak pernah memanggul senjata mengusir penjajah sekalipun.

Ia perempuan muda yang mencoba menunggang gelombang, tetapi terjebak dalam palung ketuaan zamannya. Tetapi surat-suratnya, guratan penanya, tersohor. Protes perempuan yang hidup dalam masyarakat aristokrat Jawa di akhir abad ke-19.

Ia memprotes ketimpangan masa kolonial, ia menggedor pintu tradisi yang tertutup. Semua lewat tulisan. Begitulah Raden Ajeng Kartini.

(Baca juga: Foto Susi dan Sri Mulyani Terpasang dalam Kartini Millenial on The Road di Solo)

Karena itulah, sastrawan Gunawan Muhammad menilai, Kartini jadi penting bukan karena heroismenya, melainkan karena keberanian perempuan muda yang mencoba melawan gelombang zamannya.

Api Kartini tak pernah padam dan menginspirasi jutaan perempuan Indonesia. Bahkan, semangat Kartini mengajar anak-anak di desanya ikut menginspirasi pemerintah untuk menekan buta huruf di Indonesia.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2017, sekitar 3,4 juta orang Indonesia masih terhitung sebagai buta huruf. Namun angka itu menurun dari angka buta huruf pada 2014 yang mencapai 5,9 juta.

Dari angka buta huruf tersebut, sebanyak 2.258.990 di antaranya adalah perempuan.

(Baca juga: Jumlah Kartini Indonesia di Posisi Manajemen Senior Perusahaan Tertinggi di Asia Pasifik)

Berbagai cara dilakukan untuk menekan angka buta huruf. Diantaranya menggalang relawan literasi dan membangun lebih dari 6.000 taman bacaan masyarakat (TBM).

Pemerintah juga menggulirkan program Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan menyetujui delapan butir literasi yang salah satunya adalah pengiriman buku secara gratis melalui Kantor Pos setiap 17 Agustus.

Diakui oleh Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani, berbagai upaya menekan angka buta huruf terinspirasi kisah Kartini.

“Semangat Kartini selalu menginspirasi kami meluaskan akses pendidikan dan menekan angka buta huruf,” ujar Puan dalam keterangan tertulis.

(Baca juga: Kisah Syafitri, Kartini Asal Palembang Pengusung Sekolah ? Sampah?)

Pemerintah menyadari masih banyak pekerjaan rumah yang menumpuk. Namun semangat Kartini dalam mencerdaskan bangsa dan memperjuangkan emansipasi wanita harus terus dijaga.

Baginya, habis gelap terbitlah terang merupakan kalimat penuh makna dari Kartini yang harus menginspirasi bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa yang bangsa mandiri, bangsa yang optimis dalam memandang masa depannya.

Kompas TV Perayaan Kartini juga digelar di Jakarta dalam gelaran Kartini Run 2018.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Nasional
Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Nasional
Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Nasional
[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

Nasional
Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Nasional
Soal Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong, Menpora: Prinsipnya Kami Ikuti PSSI

Soal Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong, Menpora: Prinsipnya Kami Ikuti PSSI

Nasional
Soal Potensi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Belum, Kita Lihat Saja Prosesnya

Soal Potensi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Belum, Kita Lihat Saja Prosesnya

Nasional
Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Nasional
Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Nasional
Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami 'Fine-fine' saja, tapi...

Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami "Fine-fine" saja, tapi...

Nasional
e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

Nasional
Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Nasional
MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com