Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akademi Antikorupsi, Kuliah Singkat Lawan Korupsi dengan Metode "E-Learning"

Kompas.com - 19/04/2018, 16:41 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia Corruption Watch (ICW) menggagas metode pembelajaran soal antikorupsi secara online bernama Akademi Antikorupsi.

Materi "kuliah" tersebut bisa diakses gratis melalui situs akademi.antikorupsi.org. Peserta tinggal mendaftarkan diri untuk mengikuti sejumlah sesi belajar.

Koordinator ICW Adnan Topan Husodo mengatakan, metode pembelajaran tersebut diciptakan untuk menekan biaya pertemuan tatap muka.

(Baca juga: ICW Anggap Rencana Larangan Mantan Napi Korupsi Ikut Pileg 2019 Langkah Progresif)

 

Menurut dia, Akademi Antikorupsi lebih efisien karena bisa dilakukan di manapun "mahasiswanya" berada.

"Itu alasan kami menyusun pendekatan baru yang jadi bagian dari cara kami beradaptasi dan merespon kemajuan perkembangan teknologi," kata Adnan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Jakarta, Kamis (15/4/2018).

ICW sebelumnya telah memiliki sekolah antikorupsi dengan akronim SAKTI yang menyasar anak muda berusia maksimal 25 tahun.

Sementara Akademi Antikorupsi disasar untuk usia dewasa, mulai dari SMA ke atas.

Sebab, kata Adnan, upaya memberantas korupsi tak mengenal usia. Baik muda maupun tua harus ikut berpartisipasi.

"Kita sediakan untuk masyarakat yang haus pendidikan antikorupsi. Setelah mereka paham, bergerak bersama-sama memerangi korupsi di Indonesia," kata Adnan.

(Baca juga: ICW: Korupsi Tak Kenal Istilah Partai Oposisi atau Pemerintah)

Selayaknya kuliah pada umumnya, materi di Akademi Antikorupsi pun dibagi dalam enam mata kuliah.

Adapun keenam mata kuliah itu yakni Kuliah Pengantar Antikorupsi untuk Remaja, Kuliah Pengantar Antikorupsi untuk Dewasa dan Mahasiswa, Pedagogi Kritis dan Pendidikan Antikorupsi, Sosiologi Korupsi, Pengantar Hukum Korupsi, serta Korupsi dan Kemiskinan.

Bagi yang belum familiar dengan isu korupsi, maka disarankan untuk mengambil terlebih dulu kuliah pengantar antikorupsi.

Agar bobot akademiknya berat, kata Adnan, ICW melibatkan pengajar bertitel doktor filsafat (PhD).

(Baca juga: ICW Curiga Banyak Mantan Koruptor Akan Diusung Pada Pileg 2019)

 

Salah satunya yakni sosiolog dari Universitas Indonesia, Meutia Gani Rahman, yang diminta mengisi materi Sosiologi Korupsi. Di akhir sesi, para peserta akan mendapatkan sertifikat sebagai tanda kelulusan.

Staf Ahli Bidang Regulasi Pendidikan dan Kebudayaan, Chatarina Muliana Girsang mengapresiasi pembentukan Akademi Antikorupsi.

Menurut dia, metode pembelajaran tersebut menunjang program Kemendikbud dalam penguatan pendidikan karakter. Apalagi, sistem yang digunakan berbasis e-learning.

"Sudah familiar dengan gadget dan teknokogi. Sehingga tidak ada lagi batas ruang dan waktu untuk dapat terlibat dalam kegjatan antikorupsi," kata Chatarina.

Kompas TV PPATK dan Bawaslu menandatangani MOU kerja sama untuk hadapi Pilkada 2018 dan Pilpres 2019 mendatang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Nasional
Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Nasional
Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Nasional
Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga 31 Mei 2024

Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga 31 Mei 2024

Nasional
Gibran Disebut Masih Fokus di Solo, Undang Wapres Ma'ruf Resmikan Destinasi Wisata

Gibran Disebut Masih Fokus di Solo, Undang Wapres Ma'ruf Resmikan Destinasi Wisata

Nasional
Dewas Ungkap Klarifikasi Albertina Ho yang Dilaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

Dewas Ungkap Klarifikasi Albertina Ho yang Dilaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

Nasional
Nasdem-PKS Jajaki Kerja Sama Pilkada 2024, Termasuk Opsi Usung Anies

Nasdem-PKS Jajaki Kerja Sama Pilkada 2024, Termasuk Opsi Usung Anies

Nasional
KPK Duga Hakim Agung Gazalba Saleh Cuci Uang Rp 20 Miliar

KPK Duga Hakim Agung Gazalba Saleh Cuci Uang Rp 20 Miliar

Nasional
Gibran Bakal ke Istana Malam Ini, Bersama Prabowo?

Gibran Bakal ke Istana Malam Ini, Bersama Prabowo?

Nasional
Surya Paloh Sebut Nasdem dan PKS Siap Bergabung ke Pemerintahan Prabowo maupun Jadi Oposisi

Surya Paloh Sebut Nasdem dan PKS Siap Bergabung ke Pemerintahan Prabowo maupun Jadi Oposisi

Nasional
KPK Cek Langsung RSUD Sidoarjo Barat, Gus Muhdlor Sudah Jalani Rawat Jalan

KPK Cek Langsung RSUD Sidoarjo Barat, Gus Muhdlor Sudah Jalani Rawat Jalan

Nasional
Bertemu Presiden PKS, Surya Paloh Akui Diskusikan Langkah Politik di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Bertemu Presiden PKS, Surya Paloh Akui Diskusikan Langkah Politik di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Respons Jokowi dan Gibran Usai Disebut PDI-P Bukan Kader Lagi

Respons Jokowi dan Gibran Usai Disebut PDI-P Bukan Kader Lagi

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Doakan Timnas Indonesia U-23 Kalahkan Korsel

Wapres Ma'ruf Amin Doakan Timnas Indonesia U-23 Kalahkan Korsel

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com