JAKARTA, KOMPAS.com — Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyoroti serangan Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis ke Suriah.
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti khawatir, Suriah akan porak-poranda karena menjadi arena pertarungan negara-negara yang konflik kepentingan.
"Kalau serangan AS dan sekutu dibalas Rusia, Suriah akan menjadi ladang pertempuran kekuatan-kekuatan dunia. Ujung-ujungnya, Suriah hancur, Suriah musnah," ujar Mu'ti di kantornya, bilangan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (17/4/2018).
Apalagi, jika kekuatan lain ikut terlibat, seperti Iran, Irak, Yaman, atau Arab Saudi.
Baca juga: Serang Suriah, AS Pakai Misil Siluman Berharga Rp 19 Miliar Per Buah
"Iran misalnya. Selama ini mereka sudah jelas memiliki kedekatan dengan pemerintah Assad. Kalau Rusia nanti juga membawa sekutunya, lalu Irak akan ikut, kemudian Yaman juga. Ini akan menjadi persoalan yang serius," lanjut dia.
Kekhawatiran tersebut, kata Mu'ti, beralasan. Pasalnya, usai AS beserta sekutunya memborbardir Suriah, Rusia melontarkan pernyataan keras.
"Jika sudah begitu, maka apa yang dilakukan AS (menyerang Suriah) atas nama menyelamatkan rakyat justru yang terjadi yakni menyengsarakan rakyat Suriah juga," ujar Mu'ti.
Oleh sebab itu, Muhammadiyah mendorong Pemerintah Indonesia menyerukan penyelesaian konflik kepentingan di tanah Suriah melalui jalur damai, bukan melalui kekerasan.
"Mari kita dorong transisi damai menuju Suriah yang sejahtera, damai, sekaligus bermartabat dengan mediasi PBB," ujar Mu'ti.
Baca juga: Rusia dan Suriah Dituduh Halangi Tim Pencari Fakta Masuki Douma
"Suriah merupakan salah satu negara yang menyimpan kekayaan peradaban umat manusia beserta agama-agama besar dunia. Perdamaian di Suriah adalah sebuah keniscayaan untuk menyelamatkan peradaban dunia," lanjut dia.
Diberitakan, Sabtu (14/42018), Presiden AS Donald Trump mengumumkan kesuksesan serangan militer AS, Inggris, dan Perancis kepada Suriah sehari sebelumnya.
"Sebuah serangan yang dilaksanakan dengan sempurna. Terima kasih untuk Perancis dan Inggris atas kebijakan dan kemampuan militer mereka yang luar biasa," kata Trump melalui akun Twitter-nya.
"Hasil operasi ini amat baik. Misi sudah terlaksana," lanjut dia.
Diketahui, serangan ini merupakan balasan atas serangan senjata kimia terhadap kelompok pemberontak di Douma, Ghouta Timur, sepekan sebelumnya. Serangan itu dilancarkan oleh rezim Bashar al-Assad.