Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Enggak Perlulah Setan dan Tuhan Dibawa-bawa dalam Berpolitik..."

Kompas.com - 16/04/2018, 11:20 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Pakar psikologi politik Universitas Indonesia, Hamdi Muluk, menegaskan, dikotomi partai Allah dan partai setan yang disampaikan Amien Rais bisa meningkatkan radikalisme di tingkat akar rumput.

Menurut Hamdi, jika sentimen agama seperti itu selalu digunakan dalam aktivitas politik, akan mendorong masyarakat berpolitik tanpa menggunakan akal sehat.

"Yang saya takutkan ke arah radikalisme. Ini enggak perlulah setan dan Tuhan dibawa-bawa dalam berpolitik. Itu akan mendidik masyarakat untuk tidak berpolitik secara akal sehat di masa depan," ujar Hamdi kepada Kompas.com, Senin (16/4/2018).

(Baca juga: Pernyataan Amien Rais soal Partai Setan Tak Cerminkan Cara Berpolitik Sehat)

Hamdi juga khawatir sentimen seperti ini membuat publik menggunakan cara-cara buruk dalam menyuarakan dukungannya. Selain itu, sikap tersebut juga akan meningkatkan ujaran kebencian dan memancing konflik antar-anggota masyarakat.

Hamdi MulukKOMPAS.com/Indra Akuntono Hamdi Muluk

"Orang makin beringas, mempertahankan partai itu, atau ucapan verbalnya menggunakan istilah kafir, partai setan, partai Tuhan, itu akan diseret terus, gitu lho. Itu yang kita takutkan," katanya.

Namun, Hamdi yakin, sentimen agama tak akan berpengaruh pada pemilih mengambang (swing voters). Sebab, pemilih mengambang mengutamakan hal-hal rasional dalam menentukan pilihan politiknya.

"Umumnya pemilih netral itu, swing voters itu, orang rasional. Kalau Anda lakukan proses delegitimasi dan melegitimasi posisi Anda, basisnya harus rasional," ujar Hamdi.

Jadi, tokoh politik dan kader partai politik harus mengungkapkan ideologi, visi dan misi, program-program, hingga capaian prestasi kepada para calon pemilih. Menurut dia, swing voters tak akan terpengaruh dengan sentimen-sentimen agama dalam politik.

"Kalau partai setan, apakah pemilih juga percaya? Kalau enggak percaya, enggak ada pemilih yang diamini, ya, percuma. Orang juga mengira, 'Oh, ini orang ngelantur, ya'," ujar Hamdi.

(Baca juga: Amien Rais Dilaporkan ke Polisi karena Pernyataannya soal Partai Setan)

Di sisi lain, Hamdi juga yakin bahwa publik akan memberikan persepsi buruk terhadap para elite atau kader parpol yang melakukan hal seperti itu. Jadi, hal itu justru membuat pemilih potensial menjauhi mereka yang melakukan hal tersebut.

"Apa kriteria disebut partai Allah dan partai setan? itu, kan, enggak legitimate juga," ujarnya.

Hamdi mengingatkan, partai politik juga belum bisa melepaskan diri dari sikap-sikap buruk yang ada, seperti korupsi. Ia berharap agar elite politik dan kader parpol fokus pada upaya pembenahan internal partai.

Di sisi lain, ia juga mengimbau agar para elite parpol mengutamakan argumentasi, logika, dan fakta dalam berpolitik.

"Cara-cara yang elegan biasanya, kan, mengungkapkan apa ideologi partai, apa yang menjadi platform, program, dan semua berbasis argumentasi, faktual, dan rasionalistas. Itu yang sehat," kata Hamdi.

(Baca juga: Soal Partai Allah dan Partai Setan, Ini Kata Cak Imin)

Menurut dia, sikap itu lebih mampu menjadi daya tarik bagi pemilih. Sebab, legitimasi politik dibangun menggunakan cara-cara yang elegan dan sehat. Langkah ini juga bisa merebut potensi suara pemilih yang mengarahkan dukungannya ke partai lain.

"Kalau pemilih kita bisa diyakinkan dengan cara-cara yang rasional, mengemukakan program, otomatis legitimasi jadi kuat dan mendelegitimasi lawan, misalnya lawan partai itu tidak bagus, programnya tidak rasional, data menunjukkan begini, tinggal nanti lihat apakah pemilih percaya atau enggak," ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, dalam sebuah ceramah di Jakarta, Amien Rais mendikotomikan adanya partai setan dan partai Allah. Awalnya, dia mengajak semua pihak, termasuk PAN, PKS, dan Gerindra, bersama umat Islam berjuang bersama membela agama.

Kemudian, dia menyebutkan, sebaliknya ada pula partai besar yang bergabung dengan partai setan. Namun, saat dikonfirmasi, partai mana yang dimaksud partai setan, dia enggan menjawab.

Kompas TV Tim Cyber Indonesia melaporkan Amien Rais ke Polda Metro Jaya terkait ucapannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Nasional
MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Nasional
Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Nasional
Hanya Pihak Berkepentingan yang Boleh Hadir di Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Hanya Pihak Berkepentingan yang Boleh Hadir di Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Nasional
FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

Nasional
Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Nasional
Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Nasional
Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Nasional
Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Nasional
Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Nasional
MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
Marinir Indonesia-AS Akan Kembali Gelar Latma Platoon Exchange Usai 5 Tahun Vakum

Marinir Indonesia-AS Akan Kembali Gelar Latma Platoon Exchange Usai 5 Tahun Vakum

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com