Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Romahurmuziy Klaim Mayoritas DPW PPP Inginkan Dirinya jadi Cawapres Jokowi

Kompas.com - 14/04/2018, 09:27 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Ketua Umum PPP Romahurmuziy menyatakan mayoritas Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP menginginkan dirinya menjadi calon wakil presiden (cawapres) pendamping Joko Widodo di Pemilu 2019.

Karena itu, ia menganggap wajar letupan tersebut muncul dalam pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama PPP di Hotel Patra, Semarang, Jumat (13/4/2018). Saat itu, nama Romi, sapaan Romahurmuziy dielu-elukan sebagai cawapres Jokowi.

Namun, ia memastikan hal itu berlangsung spontan sebagai bentuk letupan harapan dari para kader PPP di daerah.

"Itu spontan. Itu tak merupakan bagian dari rancangan. Saya sendiri juga memberikan kebebasan pada rekan-rekan sekalian mengeskpresikan apapun," kata Romi di sela pelaksanaan Munas, di Hotel Patra, Semarang, Jumat (13/4/2018).

Bahkan, kata Romi, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP telah berupaya meredam keinginan DPW sebab tak ingin mendesak Jokowi serta menghormati empat parpol pengusung lainnya.

Romi menambahkan, PPP ingin memberikan keleluasaan bagi Jokowi untuk menentukan cawapres yang tepat dan mampu memenangkan Pilpres 2019.

"Ini juga untuk menghormati pandangan pimpinan parpol lain. Karenanya kami tak dalam posisi mendesak dan mem-fait accompli. Kecuali pada saatnya nanti beliau menanyakan kepada seluruh pimpinan parpol," lanjut Romi.

Pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama PPP mendadak riuh nama Romi tiba-tiba dielu-elukan sebagai calon wakil presiden (cawapres) pendamping Presiden Jokowi.

Padahal Ketua Operating Committee (OC) Munas Alim Ulama PPP, Achmad Mustaqim, dalam konferensi pers Kamis (12/4/2018) kemarin, menyatakan, acara tersebut belum tentu mendeklarasikan Romahurmuziy sebagai cawapres Jokowi.

Awalnya Ketua Operating Committee (OC) Munas Alim Ulama PPP, Achmad Mustaqim, membacakan pantun untuk menutup sambutan pada sesi pembukaan.

"Mega pelangi tertutup awan. Sang bidadari turun khayangan," ucap Mustaqim di lokasi Munas, di Hotel Patra, Semarang, Jumat (13/4/2018).

Dalam bait awal tak terlihat Mustaqim akan menyebut Romahurmuziy sebagai cawapres Jokowi, namun hal itu tercermin di bait selanjutnya secara gamblang.

"Telah banyak capres dan cawapres yang dideklarasikan. Hanya pasangan Joko Widodo-Romi (Rmohahurmuziy) yang dinanti-nantikan," lanjut Mustaqim.

Sontak dua bait terakhir tersebut disambut gemuruh dan tepuk tangan yang mengelu-elukan Romi sebagai cawapres Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Nasional
Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Nasional
Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami 'Fine-fine' saja, tapi...

Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami "Fine-fine" saja, tapi...

Nasional
e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

Nasional
Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Nasional
MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

Nasional
Berkelakar, Gus Miftah: Saya Curiga Bahlil Jadi Menteri Bukan karena Prestasi, tetapi Lucu

Berkelakar, Gus Miftah: Saya Curiga Bahlil Jadi Menteri Bukan karena Prestasi, tetapi Lucu

Nasional
Dua Menteri PDI-P Tak Hadiri Bukber Bareng Jokowi, Azwar Anas Sebut Tak Terkait Politik

Dua Menteri PDI-P Tak Hadiri Bukber Bareng Jokowi, Azwar Anas Sebut Tak Terkait Politik

Nasional
Tak Cuma Demokrat, Airlangga Ungkap Banyak Kader Golkar Siap Tempati Posisi Menteri

Tak Cuma Demokrat, Airlangga Ungkap Banyak Kader Golkar Siap Tempati Posisi Menteri

Nasional
Menko Polhukam Pastikan Pengamanan Rangkaian Perayaan Paskah di Indonesia

Menko Polhukam Pastikan Pengamanan Rangkaian Perayaan Paskah di Indonesia

Nasional
Enam Menteri Jokowi, Ketua DPR, Ketua MPR, dan Kapolri Belum Lapor LHKPN

Enam Menteri Jokowi, Ketua DPR, Ketua MPR, dan Kapolri Belum Lapor LHKPN

Nasional
Soal Pengembalian Uang Rp 40 Juta ke KPK, Nasdem: Nanti Kami Cek

Soal Pengembalian Uang Rp 40 Juta ke KPK, Nasdem: Nanti Kami Cek

Nasional
Kubu Anies-Muhaimin Minta 4 Menteri Dihadirkan Dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Kubu Anies-Muhaimin Minta 4 Menteri Dihadirkan Dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com