JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan sikap Indonesia di tengah kemelut perang dagang antara China dengan Amerika Serikat.
Hal itu disampaikan Luhut saat menghadiri pertemuan Belt and Road Trade and Investment Forum, di Beijing, China.
"Indonesia terlalu besar untuk dipaksa berpihak ke salah satu kubu, bahkan di antara negara adikuasa," ujar Luhut, seperti dikutip dari siaran pers Kemenko Maritim, Jakarta, Jumat (13/4/2018).
Dalam forum yang menghadirkan 700 orang dari unsur Pemerintah China dan investor lintas negara itu, Luhut juga menyampaikan bahwa Indonesia justru bisa menjadi perantara antara Washington dengan Beijing.
(Baca juga: Tanggapi AS, AL China Gelar Latihan Selama 3 Hari)
Hal itu, menurut dia, bisa dilakukan karena Indonesia adalah negara yang besar dari segi ekonomi, dari segi luas negara, dari segi jumlah penduduk, hingga pengaruh di Asia Tenggara dan Asia-Pasifik.
"Kita bisa menjadi mediator kalau mereka (China-AS) ada konflik," kata Luhut.
Di hari yang sama juga, Luhut mengadakan kunjungan kenegaraan dengan diterima oleh Perdana Menteri China Li Keqiang dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi.
"Beliau (PM China) tahu Indonesia negara besar. Beliau tahu kita enggak minta-minta, Beliau tahu juga, clear posisi kita," ucap Menko Luhut
Hadir pula dalam pertemuan itu Kepala BKPM Thomas Lembong, serta perwakilan dari Kementerian Perhubungan RI, Pemda Kalimantan Utara, Bappenas, dan KBRI.