Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerindra Pertimbangkan Figur Cawapres Prabowo dari Kader PKS

Kompas.com - 13/04/2018, 06:46 WIB
Kristian Erdianto,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani menuturkan bahwa partainya menghormati syarat yang diajukan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam berkoalisi mengusung Prabowo Subianto sebagai capres pada Pilpres 2019 mendatang.

PKS mensyaratkan Prabowo harus menggandeng salah satu dari sembilan kader yang sudah ditetapkan sebagai bakal calon presiden/wakil presiden.

"Kalau itu pandangan kawan-kawan PKS sekali lagi kami menganggapnya sebagai sesuatu yang wajar karena PKS adalah partai yang juga memiliki cara pandang yang mandiri dan PKS memiliki keinginan bagaimana partainya menjadi besar," ujar Muzani saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (12/4/2018).

(Baca juga: Akhir Bulan Ini, PKS Putuskan Nama Kader sebagai Cawapres Prabowo)

Muzani mengatakan partainya akan mempertimbangkan syarat tersebut.

Ia menilai semua kader yang diajukan oleh PKS itu adalah nama-nama yang sangat berbobot, memiliki kredibilitas dan loyalitas terhadap bangsa dan negara.

"Tentu saja kami harus mendengar, harus memperhatikan dan semua partai yang memiliki cara pandang yang sama kami juga harus mempertimbangkan itu," kata Muzani.

Sebelumnya, Ketua DPP PKS Bidang Politik Hukum dan HAM Al Muzzammil Yusuf menuturkan bahwa partainya akan segera menyodorkan nama sebagai cawapres Prabowo. Keputusan tersebut akan ditentukan dalam rapat Majelis Syuro PKS pada 20 April 2018 mendatang.

"Sampai saat ini, kira-kira akhir April ini saya kira nama itu sudah akan keluar. Tapi kalau ditanya sekarang saya belum bisa menyampaikan karena memang dari Majelis Syuro terakhir belum ada persidangan. Baru ada persidangan sekitar 20 April nanti," ujar Muzzammil saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (12/4/2018).

(Baca juga: Presiden PKS Akan Berjuang agar Kadernya Digandeng Prabowo Subianto)

Adapun sembilan kader PKS yang dimaksud adalah Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid, Mantan Presiden PKS Anis Matta, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno.

Kemudian, Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman, Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al'Jufrie, mantan Presiden PKS Tifatul Sembiring, Ketua DPP PKS Al Muzammil Yusuf, dan Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera.

Muzzammil mengatakan dalam waktu dekat pihaknya akan berdialog dengan Prabowo untuk menentukan siapa figur cawapres dari sembilan nama tersebut.

Selain itu, tim internal PKS juga akan mengkaji siapa saja figur yang dinilai akan memberikan efek elektoral tertinggi.

"Tentu kami juga mendialogkan dengan Pak Prabowo siapa dari sembilan nama itu. Tentu beliau dan tim Gerindra menghitung siapa yang paling kuat memberikan dukungan kemenangan," kata Muzzammil.

Kompas TV Sohibul Iman meminta Prabowo Subianto yang sudah deklarasi sebagai capres 2019 untuk mengambil satu dari sembilan kader PKS.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

MK Diperkirakan Tak Akan Diskualifikasi Prabowo-Gibran

MK Diperkirakan Tak Akan Diskualifikasi Prabowo-Gibran

Nasional
Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

Nasional
Dana Zizwaf Selama Ramadhan 2024 Meningkat, Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat

Dana Zizwaf Selama Ramadhan 2024 Meningkat, Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat

Nasional
MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

Nasional
Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com