Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Faktor Amien Rais, PAN Diprediksi Merapat ke Kubu Prabowo

Kompas.com - 12/04/2018, 12:52 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar psikologi politik Universitas Indonesia, Hamdi Muluk, mengatakan bahwa manuver Partai Amanat Nasional dalam Pilpres 2019 akan dipengaruhi oleh sosok Amien Rais selaku Ketua Dewan Kehormatan PAN.

Hamdi melihat Amien Rais cenderung mengarahkan dukungannya kepada kubu koalisi Prabowo Subianto. Sebab, pendiri PAN itu memiliki sentimen negatif terhadap Presiden Joko Widodo.

"Karena secara psikologis Amien Rais benci sama Jokowi dan mengarahkan PAN ke kubu Prabowo," kata Hamdi kepada Kompas.com, Kamis (12/4/2018).

Namun demikian, Hamdi merasa tak perlu mengungkapkan secara rinci pernyataan-pernyataan Amien yang menunjukkan kebencian terhadap Jokowi.

Menurut dia, publik bisa melacak pernyataan-pernyataan seperti itu di dunia maya dan juga berbagai pemberitaan.

"Wah banyak benar. Lihat saja komentar-komentar Amien Rais soal Jokowi. Sebelumnya juga lebih banyak lagi," ujar Hamdi Muluk.

(Baca juga: Di Rakornas, Prabowo Sempat Berkuda Bersama Zulkifli Hasan dan Amien Rais)

Situasi itu, kata dia, membuat PAN cenderung tak akan membentuk koalisi poros ketiga bersama partai lain, seperti Partai Demokrat dan PKB.

Menurut Hamdi, Partai Demokrat, PAN dan PKB telah memiliki kecenderungan preferensi politik tertentu.

Hamdi mengungkapkan, Partai Demokrat cenderung mengarah ke kubu Jokowi. Ini disebabkan Partai Demokrat akan mencari koalisi yang memiliki peluang kemenangan yang besar.

Di satu sisi, PKB juga bersikap gamang. Setelah Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar mendeklarasikan diri sebagai cawapres Jokowi, PKB harus terjun dalam pertarungan perebutan kursi cawapres yang sengit.

Situasi ini akan berdampak pada sikap PKB nantinya.

"Nah, apakah nanti cuma dua kubu? Atau ada kubu ketiga. Kubu ketiga secara hitung-hitungan bisa muncul. Kan yang belum jelas ada Demokrat, PAN dan PKB. Nah, itu kalau mereka buka kubu, itu bisa," ujar Hamdi.

(Baca juga: Sentilan Amien Rais dan Mengembalikan Reforma Agraria ke Relnya...)

Hamdi menilai, jika koalisi ketiga terbentuk, maka akan terjadi kegamangan dalam menentukan kandidat calon presiden dan calon wakil presiden. Ini dikarenakan mereka juga harus memperhatikan elektabilitas calon sebagai indikator yang paling menentukan kesuksesan koalisi.

Hamdi memaparkan, elektabilitas Jokowi cenderung kuat, disusul oleh Prabowo di bawahnya. Sementara itu, nama-nama lain seperti Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo, dan politisi Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memiliki elektabilitas yang sangat kecil.

"Yang lain kan kecil sekali, Gatot, Anies, AHY, juga pertanyaannya apakah cukup waktu menyaingi Prabowo atau Jokowi. Itu pertanyaannya," kata dia.

Kompas TV Partai Gerindra melaksanakan Rakornas sekaligus temu kader di kediaman Prabowo Subianto di Hambalang, Bogor, Jawa Barat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

Nasional
Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Nasional
Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Nasional
Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Nasional
Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Nasional
Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Nasional
Wapres Sebut Target Penurunan 'Stunting' Akan Dievaluasi

Wapres Sebut Target Penurunan "Stunting" Akan Dievaluasi

Nasional
Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Nasional
Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Nasional
Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Nasional
Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Nasional
Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com