Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setahun Kasus Novel, Jokowi Diminta Tak Hanya Asyik Naik "Chopper"

Kompas.com - 11/04/2018, 17:40 WIB
Yoga Sukmana,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peringatan setahun peristiwa penyerangan terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan diwarnai aksi demonstrasi di depan Istana Negara, Jakarta, Rabu (11/4/2018).

Kuasa Hukum Novel Baswedan, Haris Azhar, yang hadir dalam aksi tersebut meminta agar Presiden Joko Widodo memberikan perhatian lebih kepada pengungkapan kasus penyerangan Novel Baswedan.

"Kalau Presiden masih sibuk di atas motor (chopper-nya), bilang masih tunggu polisi, saya pikir itu salah," ujar Haris.

Menurut Haris, Presiden Jokowi harus segera membentuk tim gabungan pencari fakta (TGPF) untuk menangani kasus Novel Baswedan.

Dengan demikian, penanganan kasus ini tak hanya menunggu respons kepolisan untuk mengungkap kasus yang hingga setahun ini belum juga berhasil mengungkap pelaku penyiraman air keras terhadap Novel.

(Baca juga: 11 April Tahun Lalu, Novel Baswedan Disiram Air Keras...)

Haris menuturkan, hingga saat ini penanganan kasus penyerangan kepada Novel Baswedan tidak mengalami perkembangan yang berarti.

Bahkan, ucap dia, ada masalah yang cukup serius saat ini, yakni persoalan ketidakpercayaan sejumlah saksi terhadap polisi yang menangani kasus Novel Baswedan.

Di sisi lain, kata dia, ada banyak petunjuk atau keterangan yang tidak diambil atau tidak dijemput polisi. Misalnya, terkait 50 CCTV. Haris menuturkan, saat ini polisi hanya berusaha mendapat petunjuk dari sekitar 15 CCTV.

"Nah ini argumentasi yang harusnya didengar oleh Presiden," kata Haris Azhar.

"Ini bukti bahwa Presiden enggak dengar suara masyarakat untuk segera bikin TGPF untuk melampaui distrust itu. Karena selama distrust enggak dijawab, saksi-saksi penting informasi-informasi penting itu enggak akan keluar," ujar dia.

(Baca juga: Yasonna: Kalau Polri Sepakat, Silakan Bentuk TGPF Kasus Novel Baswedan)

Kompas TV Hal ini disampaikan Novel Baswedan saat dimintai tanggapan soal penyataan direktur penyidikan Brigjen Aris Budiman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Nasional
Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Nasional
Wapres Sebut Target Penurunan 'Stunting' Akan Dievaluasi

Wapres Sebut Target Penurunan "Stunting" Akan Dievaluasi

Nasional
Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Nasional
Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Nasional
Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Nasional
Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Nasional
Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Nasional
Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Nasional
Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Nasional
Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Nasional
Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Nasional
Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Nasional
Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com