Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Mendebarkan Pesawat RI-001 Selundupkan Senjata Pasca Kemerdekaan

Kompas.com - 09/04/2018, 08:16 WIB
Ihsanuddin,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada 1948, Nyak Sandang, seorang warga Aceh berusia 23 tahun, memutuskan menjual menjual sepetak tanah dan 10 gram emas miliknya. Dari penjualan itu, Nyak Sandang mendapatkan uang Rp 100.

Seluruh uang tersebut kemudian ia sumbangkan untuk membantu pemerintah Indonesia membeli pesawat pertamanya, Seulawah RI-001.

Sumbangan Nyak Sandang itu berarti besar bagi perjuangan Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaannya.

Dikutip dari buku "Peran TNI AU Pada MS Pemerintah Darurat Republik Indonesia Tahun 1948-1949", Pesawat RI-001 berperan penting sebagai sarana untuk menyelundupkan senjata.

(Baca juga: Bahagianya Nyak Sandang, Penyumbang Pembelian Pesawat Pertama RI, Saat Bertemu Presiden...)

Dijelaskan dalam buku yang diterbitkan Sub Divisi Sejarah TNI AU itu, Indonesia pasca kemerdekaan di tahun 1948-1949 sangat memerlukan senjata dan alat komunikasi untuk meneruskan perjuangannya.

Namun, saat itu blokade Belanda di lautan semakin diperketat. Mayor Laut Sunar S telah membeli speed boat seharga 15.000 Dollar, tetapi tertangkap oleh musuh dalam pelayaran Singapura-Penang 14 Agustus 1948.

Hal ini membuat Indonesia beralih ke udara.

Kebetulan saat itu RI-001 sedang berada di Burma (sekarang Myanmar), untuk melayani pemerintah dan angkatan darat Burma. Hubungan baik Indonesia dan Burma juga membuat pemerintah negara tersebut mau memberikan bantuan senjata.

Pesawat RI-001 pun digunakan sebagai alat transportasi untuk menyelundupkan senjata, amunisi serta alat komunikasi dari Burma.

Karena merasa terpanggil oleh tugas di tanah air, maka OU. II Wiweko Soepono, selaku pimpinan pesawat RI-001 Seulawah menyanggupinya, meskipun tantangan besar menghadang dalam penerobosan blokade udara ini.

(Baca juga: Angkatan Udara Republik Indonesia, 72 Tahun Silam Hingga Kini...)

Hanya saja, demi keselamatan dan kerahasiaan dalam operasi penerbangan ini, maka OU. II Wiweko sangat mengharapakan kelancaran komunikasi radio.

Untuk itu, disiapkan pemancar radio di Rangoon, Burma, dipimpin oleh OMU. III Soemarno. Sementara itu, kesiapan AURI di Kutaraja, Aceh, dikoordinir oleh OU.I Soejoso Karsono.

Selain pemancar Radio AURI, komunikasi juga dilakukan menggunakan siaran Radio Republik Indonesia, Radio Poong, India dan Radio Singapura sebagai sarana komunikasi pengiriman kode-kode.

Agar kerahasiaan tetap terjamin, cara komunikasi dengan kode-kode ini ialah dengan memanfaatkan siaran lagu-lagu "pilihan pendengar" setelah warta berita, dengan menyisipkan kata kata sandi yang mengandung arti yang telah disepakati bersama.

Setelah OU. II Wiweko menerima kepastian berita hubungan radio sandi dari OU. I Soejoso yang kodenya "...pintu rumah Blangkejeren sudah selesai tetapi membawa minum sendiri...", maka ia telah memahami bahwa senjata sudah dapat diangkut dan mendarat di Blang Bintang dengan membawa bensin udara sendiri.

Agar tidak menimbulkan kecurigaan, maka rute penerbangan pesawat diatur sedemikian rupa.

(Baca juga: PHB AURI, Tulang Punggung Komunikasi Pejuang Kemerdekaan RI)

Pada 8 Juni 1949, pagi-pagi sekali pesawat RI 001 bertolak dari Mingaladon airport dengan rencana penerbangan ketahui untuk menurunkan penumpang dan barang barang agar tidak dicurigai dan selanjutnya meneruskan perjalanan ke Mergui (Pangkalan Udara Burma paling selatan).

Setelah itu baru dimuat barang-barang yang akan diselesaikan yang dibantu oleh para anggota Angkatan Darat atas perintah markas besarnya.

Dari Mergui pesawat diarahkan ke Kutaraja menyusuri pantai menuju ke selatan. Detik-detik mendebarkan timbul ketika pesawat RI-001 Seulawah memasuki Samudera Indonesia.

Pesawat terbang dengan menggunakan taktik terbang rendah untuk menghindari tangkapan Radar dan serangan pesawat pemburu p-51 Mustang Belanda. Akhirnya Pesawat tiba di perairan Aceh pada tengah malam.

Dengan penuntun nyala api obor dan sorotan lampu mobil maka mendarat lah RI-001 Seulawah dengan mulutnya di Blang Bintang.

(Baca juga: Sebelum Diserahkan ke TNI AU, 24 Pesawat F-16 Jalani Ritual Mandi)

Dengan cepat dan tidak membuang waktu, OU II Wiweko menyerahkan persenjataan, amunisi dan alat pemancar kepada staf PDRI Kolonel Hidayat dan OU.I Soejoso Karsono di Markas Darurat TNI.

Sementara itu awak pesawat RI-001 lainnya dan anggota perminyakan pangkalan udara, menyiapkan pesawat untuk terbang kembali dengan mengisi bahan bakar. Mereka mengisi bahan bakar dari drum tangki pesawat dengan cara menggunakan alat yang sederhana.

Setelah membongkar muatan dan istirahat sejenak mereka bersiap untuk kembali ke sarangnya di Mingaladon, Rangoon, meskipun pada waktu itu hari masih pagi sekali.

Ternyata sepeninggal pesawat tersebut, pangkalan udara Blang Bintang mendapat serangan gencar dari pesawat pemburu Belanda.

Keberhasilan penyelundupan senjata untuk pertama kali pada tanggal 8 Juni 1949 itu mendorong untuk melakukan penerbangan kedua kali. Penyelundupan melalui udara yang kedua kali ke tanah Aceh juga sukses dilakukan dengan metode yang serupa.

(Baca juga: Menhan Setuju TNI AU Tambah Hercules)

Sejarah pengiriman senjata yang dilakukan oleh awak pesawat RI-001 ini merupakan penyelundupan yang paling berhasil. Hal ini diakui pula oleh Mayor John Lie, seorang jago penyelundup lewat laut.

Setelah kondisi Indonesia lebih stabil, pesawat RI-001 lebih banyak digunakan untuk penerbangan sipil. Pesawat ini juga lah yang kemudian menjadi cikal bakal berdirinya maskapai Garuda Indonesia.

Dengan jasa Nyak Sandang menyumbang uang pembelian RI-001, tak heran jika ia sampai diundang oleh Presiden Joko Widodo ke Istana beberapa waktu lalu. Bahkan, Presiden Jokowi membantu pengobatan mata Nyak Sandang yang kini sudah berusia 90 tahun.

***
Dalam rangka HUT ke-72 TNI AU ini pula, Kompas.com akan menanyangkan sejumlah berita-berita angkatan udara Indonesia sejak dahulu hingga saat ini, termasuk kisah-kisah heroik dalam rangka mempertahankan kemerdekaan. Simak selengkapnya di Kompas.com sepanjang hari ini.

Kompas TV TNI Angkatan Udara hari ini (7/4) menggelar rangkaian acara perayaan hari ulang tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Nasional
Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Nasional
Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Nasional
Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga 31 Mei 2024

Relaksasi HET Beras Premium Diperpanjang hingga 31 Mei 2024

Nasional
Gibran Disebut Masih Fokus di Solo, Undang Wapres Ma'ruf Resmikan Destinasi Wisata

Gibran Disebut Masih Fokus di Solo, Undang Wapres Ma'ruf Resmikan Destinasi Wisata

Nasional
Dewas Ungkap Klarifikasi Albertina Ho yang Dilaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

Dewas Ungkap Klarifikasi Albertina Ho yang Dilaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com