Agar tidak menimbulkan kecurigaan, maka rute penerbangan pesawat diatur sedemikian rupa.
(Baca juga: PHB AURI, Tulang Punggung Komunikasi Pejuang Kemerdekaan RI)
Pada 8 Juni 1949, pagi-pagi sekali pesawat RI 001 bertolak dari Mingaladon airport dengan rencana penerbangan ketahui untuk menurunkan penumpang dan barang barang agar tidak dicurigai dan selanjutnya meneruskan perjalanan ke Mergui (Pangkalan Udara Burma paling selatan).
Setelah itu baru dimuat barang-barang yang akan diselesaikan yang dibantu oleh para anggota Angkatan Darat atas perintah markas besarnya.
Dari Mergui pesawat diarahkan ke Kutaraja menyusuri pantai menuju ke selatan. Detik-detik mendebarkan timbul ketika pesawat RI-001 Seulawah memasuki Samudera Indonesia.
Pesawat terbang dengan menggunakan taktik terbang rendah untuk menghindari tangkapan Radar dan serangan pesawat pemburu p-51 Mustang Belanda. Akhirnya Pesawat tiba di perairan Aceh pada tengah malam.
Dengan penuntun nyala api obor dan sorotan lampu mobil maka mendarat lah RI-001 Seulawah dengan mulutnya di Blang Bintang.
(Baca juga: Sebelum Diserahkan ke TNI AU, 24 Pesawat F-16 Jalani Ritual Mandi)
Dengan cepat dan tidak membuang waktu, OU II Wiweko menyerahkan persenjataan, amunisi dan alat pemancar kepada staf PDRI Kolonel Hidayat dan OU.I Soejoso Karsono di Markas Darurat TNI.
Sementara itu awak pesawat RI-001 lainnya dan anggota perminyakan pangkalan udara, menyiapkan pesawat untuk terbang kembali dengan mengisi bahan bakar. Mereka mengisi bahan bakar dari drum tangki pesawat dengan cara menggunakan alat yang sederhana.
Setelah membongkar muatan dan istirahat sejenak mereka bersiap untuk kembali ke sarangnya di Mingaladon, Rangoon, meskipun pada waktu itu hari masih pagi sekali.
Ternyata sepeninggal pesawat tersebut, pangkalan udara Blang Bintang mendapat serangan gencar dari pesawat pemburu Belanda.
Keberhasilan penyelundupan senjata untuk pertama kali pada tanggal 8 Juni 1949 itu mendorong untuk melakukan penerbangan kedua kali. Penyelundupan melalui udara yang kedua kali ke tanah Aceh juga sukses dilakukan dengan metode yang serupa.
(Baca juga: Menhan Setuju TNI AU Tambah Hercules)
Sejarah pengiriman senjata yang dilakukan oleh awak pesawat RI-001 ini merupakan penyelundupan yang paling berhasil. Hal ini diakui pula oleh Mayor John Lie, seorang jago penyelundup lewat laut.
Setelah kondisi Indonesia lebih stabil, pesawat RI-001 lebih banyak digunakan untuk penerbangan sipil. Pesawat ini juga lah yang kemudian menjadi cikal bakal berdirinya maskapai Garuda Indonesia.
Dengan jasa Nyak Sandang menyumbang uang pembelian RI-001, tak heran jika ia sampai diundang oleh Presiden Joko Widodo ke Istana beberapa waktu lalu. Bahkan, Presiden Jokowi membantu pengobatan mata Nyak Sandang yang kini sudah berusia 90 tahun.
***
Dalam rangka HUT ke-72 TNI AU ini pula, Kompas.com akan menanyangkan sejumlah berita-berita angkatan udara Indonesia sejak dahulu hingga saat ini, termasuk kisah-kisah heroik dalam rangka mempertahankan kemerdekaan. Simak selengkapnya di Kompas.com sepanjang hari ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.