Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menanti Partisipasi Politik Inklusif dari Generasi Milenial

Kompas.com - 07/04/2018, 09:56 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Politik uang seringkali digunakan oleh elite politik ketika masa kampanye jelang pemilihan berlangsung. Hal itu mengakibatkan aktivitas yang seharusnya mengutamakan partisipasi, berubah menjadi mobilisasi massa. Komisioner Komisi Pemilihan Umum Hasyim Asyari mengungkapkan, politik uang bisa menjadi penggerak massa dalam ruang-ruang demokrasi.

"Kalau tidak ada sentuhan uang maka untuk hadir saja itu enggak mau," ujar Hasyim dalam sebuah diskusi di Fx Sudirman, Jumat (6/4/2018).

Hasyim berharap agar kelompok milenial bisa membedakan antara partisipasi politik dengan membangun jaringan sosial dan partisipasi yang mengarah pada mobilisasi akibat sentuhan uang.

Dengan demikian, ia menganggap bahwa generasi milenial yang terlibat dalam aktivitas politik, berperan strategis dalam menciptakan politik yang inklusif. Sebab, mereka tidak terlibat dalam kontestasi pemilihan, melainkan melakukan pendidikan politik ke masyarakat.

Baca juga: Membandingkan Sosok Jokowi dan Prabowo dari Kacamata Kaum Milenial

Di sisi lain, Hasyim menuturkan, keberadaan generasi milenial yang tergabung dalam organisasi pemuda, diharapkan bisa menjadi sumber kaderisasi. Kaum milenial harus didorong secara perlahan untuk masuk ke dalam sistem kenegaraan.

"Menurut saya, kedudukan yang strategis ini yang kemudian penting untuk dimainkan, agar bisa jadi sumber utama kaderisasi rekrutmen politik untuk masuk ke level jabatan kenegaraaan," kata dia.

Oleh karena itu, Hasyim mengimbau agar kaum milenial belajar soal politik inklusif. Sebab, selama ini kontestasi politik negeri ini lebih mengarah pada politik yang saling menihilkan satu sama lain. Anak muda, kata dia, berperan strategis dalam merangkul orang dari berbagai kalangan yang beragam.

"Kalau sudah mulai gaya lama, itu kalau kita enggak kuat, jangan-jangan kita bisa jadi pihak yang tersingkir. Oleh karena itu harus politik yang merangkul jadi salah satu cara berpartisipasi dalam berpolitik yang baik," ujarnya.

Sebab, jika kaum milenial sudah masuk ke level jabatan kenegaraan, mereka mampu memainkan peran politik secara inklusif. Hal itu diwujudkan dengan merangkul kekuatan-kekuatan politik mengarah pada tujuan bersama dalam kegiatan bernegara.

"Tentu langkahnya (generasi milenial) akan lebih ringan daripada memainkan politik yang menihilkan kelompok lain," katanya.

Kompas TV Hasil jajak pendapat kompas menyimpulkan bahwa publik sangat terbuka dengan kehadiran sosok muda untuk menjadi pemimpin daerah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

Nasional
Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com