Di sisi lain, korupsi dinilai mereja rela dengan deretan tokoh sipil yang jadi pesakitan, ditetapkan sebagai tersangka. Mulai dari pejabat di daerah hingga pejabat di tingkat nasional.
Sorotan pun tertuju kepada tokoh sipil, meski tak selamanya tokoh militer juga bebas korupsi. Namun kasus-kasus yang ada melibatkan banyak tokoh sipil.
Sementara itu dari sisi persona, kata Arif, Gatot memiliki keunggulan sebagai mantan militer yang memiliki pengalaman dan penguasaan strategis berhadapan tantangan teritori yang luas serta beragam.
Bahkan, ucap dia, sebagai tokoh non-parpol, Gatot telah menunjukan dapat berelasi secara luwes dengan berbagai partai politik. Di sisi lain, Gatot juga mulai mencoba untuk mendekati kelompok-kelompok keagamaan.
Baca juga : Gatot Melejit, Ada Faktor Kerinduan Masyarakat hingga Kekuatan Finansial Politik
Pakar komunikasi politik Effendi Gazali menilai nama mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo adalah figur alternatif yang paling menarik pada gelaran pemilhan presiden (Pilpres) 2019.
Menurut Effendi, figur Gatot menarik karena ia dinilai memiliki syarat untuk menangkis isu yang kuat pada 2019 dengan latar belakang militenya yang kuat.
Tiga isu tersebut yakni seputar kebangkitan PKI, mengkriminalisasi ulama, hingga isu pekerja China yang dinilai merampaskan hak kerja atau kedaulatan rakyat.
Sejak masih menjabat sebagai Panglima TNI, Gatot adalah salah satu orang yang dekat dengan isu-isu yang disebutkan Effendi.
Misalnya saja saat isu PKI bangkit, Gatot memerintahkan pemutaran film G30S. Alasannya, ia ingin mengajak bangsa Indonesia untuk tidak melupakan sejarah kelam dan mencegah terulang kembali kekelaman tersebut.
Gatot pun dikritik, namun banyak pula masyarakat yang justru mendukungnya di tengah kekhawatiran sebagain pihak yang meyakini PKI telah bangkit.
Melihat popularitas Gatot yang melejit, beberapa partai politik sudah menyampaikan ketertarikanya untuk merekrut mantan Panglima TNI itu. Namun, Gatot belum mengambil keputusan memilih masuk parpol atau memilih untuk ada di jalur tokoh non-parpol. Waktu yang akan bicara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.