Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ridha Aditya Nugraha
Air and Space Law Studies, Universitas Prasetiya Mulya

Manajer Riset dan Kebijakan Air Power Centre of Indonesia, Jakarta. Anggota German Aviation Research Society, Berlin. Saat ini berkarya dengan mengembangkan hukum udara dan angkasa di Air and Space Law Studies - International Business Law Program, Universitas Prasetiya Mulya. Tenaga ahli sekaligus pemateri di Institute of Air and Space Law Aerohelp, Saint Petersburg. Sebelumnya sempat berkarya pada suatu maskapai penerbangan Uni Eropa yang berbasis di Schiphol, Amsterdam.

Menyoal Perlindungan Data Pribadi dan Privasi Penumpang di Bandara

Kompas.com - 05/04/2018, 08:24 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

TRAGEDI 9/11 telah membuktikan pesawat sipil dapat diubah menjadi senjata mematikan oleh teroris. Guna mencegah kejadian serupa, pengelola bandara di seluruh dunia kemudian mereformasi sistem keamanan bandara (airport security).

Merespons perkembangan teknologi serta ancaman teror, sebagian menganggap penggunaan body scanner sebagai salah satu solusi. Hanya dalam hitungan detik, benda tersebut mampu mengungkapkan seluruh benda yang melekat pada tubuh penumpang.

Dibandingkan dengan metal detector yang akan berbunyi "bip-bip-bip" saat mendeteksi logam, body scanner memiliki tingkat akurasi yang jauh lebih baik mengingat kemampuannya untuk mendeteksi non-logam serta menunjukkan letak benda tersebut pada tubuh penumpang.

Keberadaan body scanner naik daun pasca-kegagalan bom bunuh diri pada penerbangan Northwest Airlines 253 rute Amsterdam-Detroit dipenghujung tahun 2009. Pelaku berhasil mengelabui sistem keamanan bandara Schiphol dengan menyembunyikan 80 gram bubuk PETN pada pakaian dalamnya. Untungnya, racikan gagal meledak. Sistem keamanan bandara yang saat itu bergantung pada metal detector nyatanya sudah tertinggal jauh.

Body scanner juga terbukti meningkatkan efektivitas proses pemeriksaan di bandara. Maka tidak heran jika banyak bandara kemudian beralih menggunakan body scanner sebagai salah satu pilar terpenting dalam sistem keamanan bandara pasca-Tragedi 9/11.

Isu privasi

Bekerja dengan memotret tubuh manusia, hasil pemindaian tersimpan dalam bentuk data digital. Pada titik inilah perdebatan mengenai privasi bermula, yakni sejauh mana pengelola bandara dapat menjamin data tersebut diproses hanya untuk tujuan keamanan dan tidak jatuh ke tangan yang salah.

Pengalaman dari belahan dunia lain dapat menguatkan keberadaan body scanner layaknya pedang bermata dua. Sejak mulai diperkenalkan di Korea Selatan pada tahun 2010, Komnas HAM di Negeri Gingseng sangat kritis akan potensi pelanggaran privasi.

Alhasil, benda tersebut sempat digunakan secara terbatas, tepatnya hanya bagi penumpang yang memiliki catatan (kriminal) khusus.

Sementara di Jepang, diperkenalkan pada tahun yang sama, penggunaan body scanner tidak luput dari terjangan isu privasi. Hasil pemindaian nyatanya menghasilkan gambar dengan lekukan tubuh terlihat jelas. Merespon temuan tersebut, kebijakan untuk menggunakan body scanner ditinjau ulang.

Kasus lebih parah terjadi di Nigeria pada tahun 2010. Para petugas keamanan bendara yang bernaung di bawah Federal Airports Authority of Nigeria (FAAN) tertangkap basah memanfaatkan body scanner untuk mengintip penumpang. Sayangnya, sumbangan Amerika Serikat yang ditujukan untuk menangkal ancaman teroris itu malah disalahgunakan.

Menyadari ancaman nyata terhadap privasi, tidak luput Vatikan ikut mengomentari. Paus Benediktus XVI mewanti-wanti penggunaan body scanner yang berpotensi merendahkan martabat manusia.

Beberapa kasus penolakan pemeriksaan sempat terjadi di bandara, seperti calon penumpang di Manchester Airport yang menolak dipindai body scanner dengan alasan melanggar kepercayaan yang dianutnya.

Melirik praktik di Eropa, penggunaan body scanner bersifat opsional dan bukan merupakan suatu kewajiban. Belanda dan Inggris mendukung, sementara Jerman cenderung menolak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com