Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Dipasangi Tag Satelit, Hiu Paus di Kaimana Diberi Nama "Susi"

Kompas.com - 03/04/2018, 20:24 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk pertama kalinya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil memasang 'tag satelit finmount' pada seekor hiu paus betina berukuran 6,2 meter di perairan Kaimana, Papua Barat. Hiu itu dinamakan 'Susi'.

Pemasangan tag satelit itu adalah bagian dari rangkaian survei mempelajari pola migrasi hiu paus demi meningkatkan perlindungannya di perairan Indonesia. Diketahui spesies itu terancam punah.

Dalam pemasangan tag satelit itu, KKP bekerjasama dengan Conservation International (CI) Indonesia, Pemerintah Daerah Kabupaten Kaimana, dan Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih (BBTNTC).

(Baca juga: Muncul Petisi Online Tolak Pengiriman Hiu Paus Berau ke Ancol)

 

Menteri KKP Susi Pudjiastuti merespons positif aktivitas itu. 'Tagging' pada tubuh hewan terancam punah itu penting demi memberikan data ilmiah supaya manusia bisa mempelajari aktivitas mereka lebih baik.

"Pada akhirnya ini akan mendukung upaya perlindungan populasi hiu paus di Indonesia, serta menjadi masukan terhadap peraturan perundangan dalam rangka meningkatkan perlindungan dan pengelolaan spesies serta pengembangan pariwisata berbasis hiu paus di Indonesia," kata Susi sebagaimana dikutip dari siaran pers resmi KKP, Selasa (3/4/2018).

Catatan KKP, hiu paus di Indonesia didominasi oleh kelamin jantan muda. Rasio hiu paus jantan dan betina cukup jauh, yakni 40 : 1. Penjelasan ilmiah mengenai fakta itu masih minim.

Para ahli berasumsi hiu paus betina lebih banyak menghabiskan waktu di perairan dalam sehingga jarang muncul ke permukaan. Sebaliknya, yang lebih banyak muncul di permukaan adalah hiu paus jantan.

(Baca juga: Pihak Ancol Bantah Pengiriman Hiu Paus Berau Ada dalam MoU)

 

Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut KKP Brahmantya Satyamurti Poerwadi menambahkan, perlindungan hiu paus bukan semata-mata karena ancaman kepunahan atau demi menjaga keseimbangan ekosistem laut, namun juga potensi ekonomi dari pariwisata yang bisa digali dari sana.

Brahmantya mencontohkan negara Maladewa yang mempunyai destinasi pariwisata yang menampilkan hiu paus.

"Kita sudah bisa melihat di Maladewa di mana industri pariwisata berbasis hiu paus dapat senilai USD 9,5 juta per tahun atau setara dengan Rp 130 miliar. Indonesia sebagai negara yang lebih besar diperkirakan punya populasi hiu paus yang juga lebih besar. Maka potensi ekonomi dari sana jauh lebih besar," ujar Brahmantya.

(Baca juga: 3 Ekor Hiu Paus Mati Terdampar di Manggarai Barat)

 

Bupati Kabupaten Kaimana Mathias Mairuma mengapresiasi upaya perlindungan atas hiu paus itu. Sebab, pemerintahannya memang tengah mengembangkan ekowisata berbasis hiu paus.

"Kami telah bekerjasama dalam mengembangkan ekowisata berbasis hiu paus seperti ini di Indonesia dan meningkatkan usaha-usaha perlindungan hiu paus di seluruh perairan Indonesia, karena populasi hiu paus yang sehat akan dapat menyediakan sumber mata pencaharian berkelanjutan yang penting untuk masyarakat kami," kata Mathias.

Kompas TV Berenang dengan Hiu Paus di Kepulauan Derawan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

Nasional
Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Nasional
Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Nasional
Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Nasional
Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasional
Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

Nasional
PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

Nasional
Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Nasional
Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Nasional
Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Nasional
Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Nasional
Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Nasional
MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

Nasional
Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com