Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ombudsman: Masyarakat Memilih Urus Layanan Langsung Dibanding "Online"

Kompas.com - 27/03/2018, 16:30 WIB
Robertus Belarminus,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Survei Ombudsman menyatakan, sebagian besar masyarakat merasa kurang nyaman berinteraksi dalam mengurus pelayanan publik secara online.

Anggota Ombudsman Adrianus Meliala mengatakan, sebanyak 66,70 persen responden lebih memilih mengurus pelayanan publik secara langsung. Hanya 23,60 persen yang nyaman mengurus secara online.

"Penelitian ini menunjukan sebagian besar pengguna layanan masih nyaman mengurus secara langsung dibanding menggunakan online system," kata Adrianus, saat peluncuran hasil survai indeks persepsi maladministrasi (Inperma), di kantor Ombudsman, Jakarta, Selasa (27/3/2018).

Akibat mengurus langsung, lanjut dia, terdapat peluang tindakan maladministrasi dalam mengurus suatu pelayanan publik, walaupun persentasenya dinilai kecil.

(Baca juga: Tahun Politik, Ombudsman Minta Komitmen Presiden Perhatikan Layanan Publik)

Hasil survei mengemukakan, sebanyak 4,80 persen masyarakat memakai jasa perantara dan 4,80 persen menghubungi kerabat pada layanan tersebut.

Adrianus melanjutkan, cara masyarakat memperoleh atau mengakses informasi standar pelayanan publk, juga lebih banyak persentasenya dengan cara bertanya kepada petugas.

Ada 46,40 persen responden yang memilih hal itu. Hanya 23,90 persen responden yang memilih melihat di website.

"Bertatap langsung dengan petugas itu yang penting, bukan online-nya," ujar Adrianus.

"Jadi ini bisa jadi suatu masukan kepada kementerian atau lembaga maupun pemda yang PD (percaya diri) dengan membuat web (online) dan sebagainya, hati-hati, customer Anda tidak minta itu, customer Anda minta menyediakan para petugas yang on delapan jam, ramah, tahu masalah dan sebagainya," kata dia.

(Baca juga: Tak Dapat Layanan Publik karena Tak Punya E-KTP? Hubungi Nomor Berikut Ini...)

Namun, Adrianus melanjutkan, bertanya langsung kepada petugas juga membuka peluang terjadinya tindakan maladministrasi jika integritas dan kompetensi petugas layanan tidak pada level yang baik.

Sementara itu, terdapat 26,90 persen yang memilih memperoleh informasi standar pelayanan dengan melihat papan informasi di ruang layanan dan 2,8 persen memilih bertanya ke sesama pengguna pelayanan publik.

Survei dilakukan di 11 kabupaten dan 11 kota di 11 provinsi di Tanah Air pada 2017, dengan metode survei quota sampling. Margin of error survei ini yakni 5 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Jumlah responden survei ini sebanyak 3.080 orang, yang ditemui langsung di tempat layanan dasar dan yang masif diakses masyarakat yakni pelayanan kesehatan, pendidikan, perizinan, dan administrasi kependudukan.

Adapun kabupaten dan kota yang disurvei itu terdapat di 11 provinsi yakni Jawa Timur, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Tengah, Bali, Kalimantan Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Bengkulu, dan Kalimantan Tengah.

Lokasi survei dipilih berdasarkan tingkat kemiskinan di kota dan kabupaten di provinsi itu.

Kompas TV Ombudsman baik pusat maupun daerah menerima 7.999 laporan masyarakat sepanjang tahun 2017.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

Nasional
Pengamat Heran 'Amicus Curiae' Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

Pengamat Heran "Amicus Curiae" Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

Nasional
Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

Nasional
Marak 'Amicus Curiae', Pakar: Jadi Pertimbangan Hakim MK untuk Gali Rasa Keadilan dalam Masyarakat

Marak "Amicus Curiae", Pakar: Jadi Pertimbangan Hakim MK untuk Gali Rasa Keadilan dalam Masyarakat

Nasional
Menpan-RB Setujui 40.839 Formasi CASN Kemensos demi Kuatkan Layanan Sosial Nasional

Menpan-RB Setujui 40.839 Formasi CASN Kemensos demi Kuatkan Layanan Sosial Nasional

Nasional
Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Nasional
Pakar: 'Amicus Curiae' untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Pakar: "Amicus Curiae" untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Nasional
Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

Nasional
Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

Nasional
Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Nasional
Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com