Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Munawir Aziz
Sekretaris PCI Nahdlatul Ulama United Kingdom, Penulis Sejumlah Buku

Sekretaris PCI Nahdlatul Ulama United Kingdom, menulis buku Bapak Tionghoa Nusantara: Gus Dur, Politik Minoritas dan Strategi Kebudayaan (Kompas, 2020) dan Melawan Antisemitisme (forthcoming, 2020).

Jejak Indonesia dalam Diplomasi Islam Moderat di Afghanistan

Kompas.com - 27/03/2018, 11:23 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini


DALAM
beberapa bulan terakhir, pemerintah Indonesia terlihat sedang fokus dengan inisiasi damai di Afghanistan. Indonesia mencoba menjadi penengah, inisiator perdamaian atas konflik berlarut-larut yang terjadi di Afghanistan.

Melalui Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban, pemerintah menyiapkan forum untuk mempertemukan ulama dan aktor penting dari tiap-tiap kabilah di Afghanistan.

Harapannya, terwujud perdamaian yang sesungguhnya, perdamaian yang mengakar dalam kultur masyarakat Afghanistan. Tidak hanya damai dalam kesepakatan, tetapi benar-benar damai dalam interaksi keseharian.

Langkah pemerintah Indonesia menjadi penting, yang itu menunjukkan kepedulian sekaligus peran di ranah internasional. Melalui inisiasi perdamaian ini, Indonesia melangsungkan diplomasi sebagai negara juru damai, yang memberi kontribusi bagi perdamaian dunia.

Presiden Joko Widodo juga berkunjung ke Afghanistan, menemui presiden dan beberapa pejabat di negeri itu pada Senin (29/1/2018). Kehadiran Presiden Jokowi di Afghanistan berlangsung di tengah sengkarut dan ancaman kekerasan di negeri itu.

Pada 21 Januari 2018, misalnya, bom meledak di Hotel Intercontinental, menewaskan 20 orang. Lalu, pada 24 Januari 2018, Islamic State of Iraq and the Levant (ISIS) membunuh tiga orang di kantor lembaga amal Save the Children di Jalalabad. Rangkaian kekerasan masih membara di Afghanistan, terutama dari kelompok ISIS serta jaringan teror internasional.

Namun, jauh sebelum berbagai upaya itu, sejak 2011 Nahdlatul Ulama (NU) telah menginisiasi perdamaian di Afghanistan dengan mempertemukan beberapa ulama penting dari beberapa kabilah. Langkah NU ini terwujud atas kerja sama dengan Badan Intelijen Negara (BIN) dan Kementerian Luar Negeri.

Ketika itu, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) beberapa kali mengirim kiai-kiai pesantren dan tim pakar untuk menjadi juru damai di negeri penuh konflik ini. Afghanistan membara, komunikasi formal dengan menggunakan institusi negara untuk menginisiasi perdamaian menabrak tembok tebal nyaris mustahil terjadi karena interaksi kepentingan antarnegara dan ekskalasi geopolitik yang masih rumit.

Satu-satunya jalan yang bisa menebus celah ini adalah dengan menggunakan organisasi masyarakat Islam sebagai aktor second track diplomation. Dengan demikian, NU menjadi aktor perdamaian sekaligus media untuk menyebarkan pesan damai. Menggunakan pendekatan ormas yang mengedepankan nilai-nilai Islam ramah dan tasawuf, ulama di Afghanistan lebih terbuka membangun komunikasi dengan NU.

Second track diplomation

Pada Desember 2011, ketika PBNU mengawali inisiasi perdamaian di Afghanistan, diselenggarakan beberapa konferensi sebagai jembatan narasi. Salah satunya, konferensi di Turki yang bertajuk "The Project for Islamic Cooperation for a Peaceful Future in Afghanistan".

Konferensi ini diselenggarakan oleh World Organization for Resource Development and Education (WORDE). Dari PBNU hadir KH As’ad Said Ali dan KH Yahya C Staquf. Selain itu, hadir 80 ulama dari Afghanistan, juga beberapa ulama internasional seperti Syaikh Hisyam Kabbani, Syaikh Mustafa Ceric (Bosnia), dan Syaikh Cagrici (Turki).

Konferensi tersebut mempertemukan beberapa jaringan antarkabilah di Afghanistan serta ulama internasional untuk mencari kesepahaman bersama. Konferensi ini juga mendorong kampanye Islam yang mengedepankan toleransi, perdamaian, serta nilai-nilai ukhuwwah. Kegiatan konferensi menjadi rangkaian dari inisiasi perdamaian, untuk melempangkan jalan rekonsiliasi antar-kelompok di Afghanistan.

Selain itu, ulama Afghanistan juga berkunjung ke Indonesia, belajar tentang relasi agama dan negara dari beberapa kiai, serta mengikuti kuliah tentang Pancasila di Universitas Gadjah Mada (UGM). Belajar dari NU, ulama Afghanistan juga mendirikan Nahdlatul Ulama Afghanistan, yang menjadi organisasi kultur untuk mempromosikan Islam damai di negeri itu.

Di Afghanistan, negeri yang kaya dengan tradisi tasawuf, kultur masyarakat Muslim-nya hampir sama dengan tradisi NU. Di negeri itu, komunitas Muslim memegang peran penting sebagai mayoritas dalam lapisan kultur religiusnya. Di sana persoalannya bukan komunikasi antar-agama, akan tetapi bagaimana membangun kepercayaan antar-komunitas Muslim.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

Nasional
Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Nasional
Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Nasional
Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Nasional
Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasional
Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

Nasional
PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

Nasional
Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Nasional
Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Nasional
Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Nasional
Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Nasional
Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Nasional
MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com