JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan, isu beredarnya telur palsu berdampak pada pola konsumsi masyarakat.
Fenomena tersebut membuat masyarakat takut mengkonsumsi telur karena khawatir yang dia beli di pasar bukan yang asli.
Tak hanya masyarakat, pedagang juga ragu membeli telur dari penyuplai.
"Ini sekarang sudah jauh menurun karena mereka ragu-ragu. Dari pasar induk mau beli, nanya, ini telur asli apa palsu," ujar Setyo di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Rabu (21/3/2018).
(Baca juga: Penyebar Informasi Hoaks soal Telur Palsu Bisa Diancam UU ITE)
Setyo mengatakan, ia selaku Kepala Satgas Pangan belakangan banyak menerima aduan dari asosiasi. Mereka mengeluhkan omzet telur yang turun hingga 40 persen.
Menurut dia, jika terus berlanjut, isu beredarnya telur palsu akan berdampak pada tenaga kerja yang menangani ayam petelur. Selain itu juga membahayakan generasi manusia ke depannya.
Anak-anak akan kekurangan protein dari sumbernya yang murah karena enggan memakan telur.
"Yang berbahaya asupan gizi anak-anak kita," kata Setyo.
Setyo memastikan tak ada telur palsu yang beredar. Hal tersebut juga didukung hasil penelitian laboratorium Kementerian Pertanian.
(Baca juga: Kementerian Pertanian Tegaskan Info Telur Palsu Hoaks)
Bahkan, modal untuk membuat telur palsu bisa lebih mahal dari aslinya.
"Saya meyakini tidak ada telur palsu karena teknologi membuat telur palsu jauh lebih mahal," kata Setyo.
Setyo mengatakan, Polri akan menyelidiki pihak-pihak yang berkepentingan di balik isu telur palsu ini.
Di samping itu, ia juga meminta masyarakat memilah informasi dan tidak menelan mentah-mentah isu yang berkembang.
"Ini kembali bagaimana bermedsos yang bijak. Memperhatikan 3 KA, logika, etika dan estetika," kata dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.