Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepada Mahasiwa, Menteri Susi Minta Jangan Berkerja di Perusahaan Pencuri Ikan

Kompas.com - 20/03/2018, 11:15 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti berpesan, mahasiswa jurusan kelautan dan perikanan harus menghayati tiga pilar pembangunan kelautan dan perikanan yang diusung pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Tiga pilar tersebut adalah kedaulatan, keberlanjutan, dan kesejahteraan.

Dalam mewujudkan tiga pilar pembangunan kelautan dan perikanan itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah melakukan sejumlah upaya, salah satunya pemberantasan illegal, unreported, and unregulated (IUU) fishing.

(Baca juga: Menteri Susi: Enggak Boleh Lagi "Ngebom", Ikan Habis, Karang Hancur...)

Salah satu kontribusi mahasiswa jurusan kelautan dan perikanan yang bisa dilakukan adalah tidak bekerja di perusahaan yang sudah masuk daftar hitam oleh pemerintah karena melakukan berbagai pelanggaran.

"Mahasiswa jurusan kelautan dan perikanan dididik untuk menjadi ahli-ahli kelautan, perikanan, dan budidaya. Ibu berharap nanti kalian bekerja di perusahaan-perusahaan yang benar. Yang benar itu dalam arti kata, bukan perusahaan illegal fishing, perusak lingkungan, dan menyelundupkan barang terlarang," ujar Susi di sela kunjungan kerja di Papua sebagaimana dikutip siaran pers resmi KKP, Selasa (20/3/2018).

Selain itu, mahasiswa kelautan dan perikanan juga diminta tidak hanya pandai dalam teori, tetapi juga memiliki pengalaman di lapangan.

(Baca juga: Susi: Saya Lulusan SMP Jadi Menteri Saja Luar Biasa, Masa Mau Jadi Cawapres)

"Kalian nanti akan menjadi pelaut-pelaut ulung yang belajar penangkapan ikan, engineer-engineer, ya. Jangan tahu engineer saja, tetapi juga tahu situasi pada saat kamu bekerja di kapal-kapal, baik dalam maupun luar negeri," lanjut Susi.

Susi juga berharap mahasiswa kelautan dan perikanan di Indonesia mempunyai jiwa kewirausahaan. Jangan hanya puas menjadi anak buah, tetapi juga harus mempunyai visi jauh ke depan.

"Kalau tidak mau terus jadi ABK di kapal ikan asing, jadilah pengusaha dengan kapal 11 meter, 10 meter dulu. Pengetahuan kan sudah dimiliki. Kalau sudah punya kapal 11 meter saja dan ikan 10-15 kilogram per hari, itu saja sudah lebih baik daripada menjadi ABK di kapal," ujar Susi.

"Munculkan kewirausahaan di kepala kalian. Jangan cuma jadi pegawai-pegawai. Nelayan itu sebuah profesi yang terhormat," lanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com